Cerita Dari Tanggal Muda Sampai Tua. Menceritakan berbagai hal, mulai dari pengalaman sampai cari cuan. Bisa sharing pengalaman melalui berbagai cerita yang ada. Boleh juga e-mail cerita ke admin untuk di publish.

Tampilkan postingan dengan label JERITAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JERITAN. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Juni 2023

no image

Membangun Kekuatan Dalam Diri: Mengoptimalkan Potensi dan Mengatasi Batasan

Sob, kita semua punya kekuatan dalam diri kita, lho. Itu seperti superhero kita sendiri. Tapi kadang-kadang, kita lupa bahwa kita punya kekuatan ini. Kita terjebak dalam batasan yang kita buat sendiri. Jadi, sobat caper, mari kita bicara tentang cara membangun kekuatan kita dan menjadi superhero kita sendiri.

Pertama, bro, kita harus tahu apa kekuatan kita. Kita semua punya bakat dan kemampuan unik. Jadi, luangkan waktu untuk merenung dan menemukan apa kekuatanmu. Apa yang membuatmu merasa bersemangat dan hidup? Itu bisa menjadi petunjuk tentang apa kekuatanmu.

Setelah kita tahu apa kekuatan kita, kita harus menggunakannya. Seperti Superman yang terbang ke langit, kita harus menggunakan kekuatan kita untuk mencapai tujuan kita. Jadi, tetapkan tujuanmu dan capai satu per satu. Dan jangan lupa untuk terus belajar dan memperbaiki diri, sob.

Tapi kadang-kadang, kita menghadapi batasan, sobat caper. Ini bisa berupa rasa takut, keraguan diri, atau hambatan fisik. Tapi jangan khawatir, kita bisa mengatasi ini. Pertama, kita harus mengenali dan menerima batasan kita. Kemudian, kita bisa mencari cara untuk mengatasi mereka.

Membangun kekuatan dalam diri kita seperti melatih diri menjadi superhero, bro. Itu membutuhkan waktu, usaha, dan komitmen. Jadi, mulailah dengan langkah kecil, seperti berlatih gratitud atau meditasi setiap hari. Kemudian, kita bisa mulai mengambil langkah yang lebih besar, seperti mengambil risiko atau menantang diri kita sendiri.

Dalam perjalanan ini, kita harus menjadi penggemar nomor satu kita sendiri, sob. Kita harus memberi diri kita izin untuk membuat kesalahan dan belajar dari mereka. Jadi, jika kita gagal atau mengalami hambatan, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Ingatlah bahwa setiap kegagalan adalah peluang untuk belajar dan tumbuh.

Tapi kita juga perlu tim superhero kita sendiri, sobat caper. Ini bisa berupa teman, keluarga, mentor, atau profesional. Mereka bisa memberi kita perspektif baru, memberi kita saran, atau hanya ada untuk mendengarkan kita. Jadi, jangan ragu untuk mencari bantuan jika kita merasa perlu.

Kekuatan dalam diri kita tidak hanya tentang keterampilan dan bakat, tetapi juga tentang kesehatan fisik dan mental, bro. Jadi, pastikan untuk menjaga kesehatan kita dengan makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mendapatkan cukup tidur. Dan jangan lupa untuk merawat kesehatan mental kita juga.

Akhirnya, kita harus menghargai proses ini, sob. Mungkin tidak selalu mudah, dan mungkin ada saat-saat di mana kita merasa frustrasi atau putus asa. Tapi ingatlah bahwa ini adalah bagian dari perjalanan kita. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Jadi, beri diri kita tepuk tangan di punggung untuk setiap kemajuan yang kita buat, tidak peduli seberapa kecil.

Jadi, sobat caper, itulah cara kita membangun kekuatan dalam diri kita dan menjadi superhero kita sendiri. Dengan mengenali dan mengoptimalkan potensi kita, serta mengatasi batasan kita, kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita. Jadi, ayo mulai hari ini. Kita mungkin akan terkejut dengan seberapa jauh kita bisa pergi, bro.

Kamis, 18 Agustus 2022

Dunia Memang Tempatnya Lelah : Temukan Kehidupan yang Lebih Bermakna

Dunia Memang Tempatnya Lelah : Temukan Kehidupan yang Lebih Bermakna


Saat kita merasa gundah gulana dan apa sebetulnya yang kita kejar, adalah kondisi kita sedang mulai kehilangan arah sepertinya. Saat semua sudah kita usahakan secara maksimal dan tidak ada yang ada di pihak kita, langsung terbersit untuk apa kita berjuang. Segala macam perasaan mulai peraduk – aduk secara merata sampai titik tertentu yang berakhir pada rasa capek, lelah, atau mulai gak peduli mungkin. Semoga sobat caper tidak sampai timbul perasaan gak peduli. Ketika kita sudah tidak peduli, maka kita akan semakin jauh tenggelam dalam lautan luka dalam.

Sobat caper (Cerita Perjalanan) pasti pernah merasakan capek atau lelah. Entah itu lelah dalam pikiran, fisik, atau yang lainnya. Tidak dipungkiri sebagai manusia biasa pasti pernah mengalami. Apalagi saat kita lelah di semua aspek, mulai dari pikiran, fisik, dan hati. Entah itu yang dialami adalah masalah yang bertubi-tubi, pekerjaan yang monoton, tekanan dari keluarga atau pekerjaan, dan lain - lain. Seorang yang bekerja banyak menggunakan fisik, menganggap enak orang yang bekerja menggunakan pikiran. Tidak akan terlalu lelah, dan ada kompensasi dari lelahnya berpikir. Begitu juga dengan orang yang bekerja banyak menggunakan pikiran, menganggap enak orang yang bekerja menggunakan fisik. Akan bisa tidur cepat dengan lelah tubuhnya, tidak akan susah tidur dengan banyaknya pikiran dalam pekerjaan. 
 
Lantas sesungguhnya apa yang sobat caper perjuangkan sampai lelah seperti itu. Sangat disayangkan jika yang kita kejar adalah dunia semata pasti hanya lelah yang didapat. Semua hanya tentang nominal atau price tag yang ada di kepala kita. Lantas saat sudah tercapai nominal yang diinginkan mau apalagi? Inginkan nominal yang lebih besar lagi?

Tahun 2020 Indonesia mendapatkan kabar duka, dimana salah satu public figur / penyanyi langgam jawa wafat.  Banyak juga cerita yang pernah kita dengar orang - orang yang tiba-tiba meninggal. Sore kita masih ngobrol malam dia meninggal, malam ngeronda bareng pagi udah meninggal.
Kaget kan? Kok bisa? Masih muda lo? Sehat lo dia? Kemaren masih ketemu lo? Kok tiba-tiba meninggal? Iya, beliau meninggal serangan jantung. Ngana bisa apa?
Meninggal pun saat masa jaya – jayanya. Saat materi dan kejayaan sudah digenggaman tangan. 
Ya begitu, umur, ngga ada yang tau. Muda, tampan, kaya raya bukan jaminan. Mau sebanyak harta yang kita punya ngga bisa tuh buat beli bocoran jawaban sampai kapan waktu kita habis di dunia. Mau muda, tua, kaya, miskin, istrinya cantik ato jelek kita sama-sama ngga tau sampai kapan waktu kita tiba. 

Lantas kita lelah dalam mengejar dunia dapat apa? Saat mendadak seketika meninggal, kita tidak ada persiapan. Kalo orang tua dulu bilang, hidup di dunia ini kita cuma numpang minum. Kalau diperhatikan lagi dari numpang minum, ada dua opsi, yang pertama adalah kita dalam posisi perjalanan, yang kedua sangat singkat semua tipu daya dunia ini. Yang namanya dalam suatu perjalanan kita pasti berada dalam kondisi yang lelah, sesekali kita istirahat minum atau makan. Pastinya banyak cerita ssat perjalanan, karena banyak kejadian disekitar kita yang kita sadar atau tidak dan bisa jadi kita termasuk pelaku kejadian tersebut atau tidak.

Yang pertama sebetulnya ini bisa jadi peringatan buat kita sob. Saat kita tahu dunia ini bukan tujuan akhir, kira – kira sudah diperbaiki belum ya? yang tujuan awal hanya dunia. Masih ada kehidupan yang abadi setelah di dunia. Kita mentok - mentokin capek dan lelahnya mengejar dunia, tiba - tiba meninggal lupa kalau kita bawa bekal dalam perjalanan. Namanya juga numpang minum sob, yang jelas kita sementara waktu mempersiapkan tubuh kita agar segar kembali sebelum melanjutkan perjalanan. 

Kedua kita posisi minum sama halnya kita membekali kita agar mampu dan kuat menjalani sebuah perjalanan tersebut. Kira bekal yang kita bawa udah cukup enggak nih. Bekal yang kita bawa untuk perjalanan panjang apa, saat kita kehabisan bekal ada yang mau ngirim kita bekal enggak kira - kira, pasangan kita atau anak kita harusnya mau ngirim kita bekal. Kenapa aku sebutin pasangan dan anak? Karena dia orang terdekat kita, yang pertama kali kita lihat pas bangun dan terakhir kita lihat menjelang tidur. Sudahkah kita melakukan kewajiban dan memenuhi haknya? Jangan-jangan semalem masih ada yang ngambek karena suami lupa bawain titipan martabak manis? Atau masih saling diem – dieman karena masalah Minggu lalu? Gimana kalo kita meninggal dalam kondisi begini? Belum saling bermaafan? Apa penyesalan berguna? Tentu tidak! Ngeri ya? Jangan sampe Gusti. Nauzubillah min dzalik. 

Nah biar hal-hal yang kaya begitu ngga terjadi kurang-kurangin tuh gengsinya. Ngga usah maku ngalah dan minta maaf duluan. Saling memaafkan dan berterima kasih sama pasangan setiap mau tidur itu ngga ada salahnya dilakukan. "Mas makasih banyak ya atas semua yang mas lakukan untuk keluarga kita. Sama sekalian minta maaf tadi kembalian uang rokokmu tak beliin lipstik mumpung lagi diskon di Indomaret." "Nggapapa sayang, aku juga mau minta maaf, kotak Tupperwaremu tempat pisang goreng kemaren ilang di kantor." Woooh, ngajak gelud ini mah. Kalo urusan Tupperware mending ngga usah ngaku deh (canda ah).
Pokoknya yang penting jangan lupa saling memaafkan pasangan, ucapkan terimakasih dan saling membahagiakan bagaimana pun caranya. Sapa tau besok pagi udah ngga bisa ketemu lagi ye kan?

Jika sobat caper belum punya keluarga sendiri, yang jelas pada orang tua. Jangan ada penyesalan pada orang tua. Selesaikan permasalahan dengan orang tua secara perlahan. Seperti apapun pencapaian kita di dunia tidak akan berarti jika tidak dapat berbagi dengan orang. Pencapaian kita jangan – jangan adalah hasil doa orang tua. Karena ridho ﷲ adalah ridho orang tua, begitu juga sebaliknya. Bahkan seburuk apapun orang tua kita, beliau tetap adalah orang tua kita.

Hanya masalah waktu saja agar bisa mendapatkan semua jawaban kehidupan. Kalau bukan keluarga kita yang bisa dengan ikhlas mendoakan kita untuk bekal perjalanan kita nanti, lalu kita berharap kesiapa lagi sobat caper. Dunia memang tempatnya capek kawan, tapi memang untuk tujuan kehidupan setelah di dunia. Jangan sampai terlalu lelah untuk hal - hal sifatnya sementara, buat lelahmu untuk di keabadian kelak.

Selasa, 16 Agustus 2022

Menjelajahi Jalur Hidup: Menghadapi Tantangan Sendiri atau Mengandalkan Jaringan Sosial?

Menjelajahi Jalur Hidup: Menghadapi Tantangan Sendiri atau Mengandalkan Jaringan Sosial?



Jalan apa yang kau tempuh??? 
Apa ya maksudnya kira - kira???
Pakai orang dalam enggak nih???
Seperti biasa sobat caper (cerita perjalan), tidak lain dan tidak bukan disini kita mencoba memperbaiki diri kita agar lebih baik lagi dengan diskusi dan belajar bersama melalui pengalaman bersama. 

Di perjalanan hidup kita, dari lahir hingga akhir, kita dihadapkan pada berbagai masalah dan kesempatan yang membutuhkan kita untuk memilih di antara berbagai pilihan. Namun, hanya satu yang dapat kita ambil. Setiap pilihan memiliki konsekuensi yang kompleks, di mana setiap jalan yang kita pilih dapat membawa kita kembali ke persimpangan, memaksa kita untuk memilih lagi. Setiap jalan yang kita ambil membawa kemungkinan yang berbeda untuk mencapai tujuan akhir, mungkin mendekatinya atau menjauhinya, dengan kejutan yang sudah disiapkan oleh Tuhan.

Saat masih sekolah, rutinitas yang monoton menghadapkan kita pada ketaatan terhadap perintah Tuhan, orang tua, dan guru. Waktu luang yang terbatas digunakan untuk menemukan jati diri. Setiap pilihan yang kita ambil memiliki dampak besar terhadap keinginan kita setelah lulus. Berjalan dalam koridor yang ditentukan oleh tiga poin di atas (Tuhan, orang tua, dan guru) akan semakin mengumpulkan faktor-faktor yang membantu kita mencapai tujuan akhir. Di sisi lain, proses penemuan jati diri kita akan semakin membentuk karakter kita. Namun, semakin kita keluar dari jalur yang ditentukan, semakin berkurang faktor-faktor yang mewujudkan impian kita. Selain itu, faktor eksternal seperti lingkungan pertemanan juga memainkan peran penting. Secara tidak langsung, lingkungan pertemanan dapat mempengaruhi perjalanan kita. Oleh karena itu, mari bergabung dan berbagi pengalaman mengenai pertemanan disini, tempat di mana kita dapat saling mendukung dan memperkaya pengalaman satu sama lain.

Hello, gak semua kayak gitu!!!
Ada juga yang b aja tapi sukses, bahkan jarang naek kelas atau putus sekolah juga bisa sukses tuh???

Santai sob, ini kita masih dalam tahap sekolah, belum juga kita lanjut ke bagian selanjutnya...

Saat kita sekolah, background keluarga kita juga ternyata juga memberikan dampak yang cukup signifikan sob. Sebuah kata yang cukup mempresentasikan hal tersebut saat ini adalah privilege. Berasa banget saat kita dulu sekolah, yang kebetulan adalah termasuk sekolah favorit pada jamannya. Background keluarga kita yang cukup sederhana, berkumpul dengan siswa siswi yang berada itu cukup memberikan jarak. Seseorang bisa atau tidak, penentuannya bukan berada pada ekonomi yang kuat atau lemah itu benar, toh kita berada satu sekolah yang sama kelas yang sama. Saat proses dalam sekolah itulah yang terlihat. Masalah outfit itu sudah jelas ya, tidak kita bahas pun sobat caper sudah paham. Dukungan yang bisa diberikan oleh keberadaan, ternyata sangat berpengaruh. Saat masih dirumah, dapat belajar dengan nyaman dengan buku – buku baru atau bahkan literasi yang lain dari buku yang berbeda. Akses internet yang juga mendukung dalam hal belajar, memperkaya literasi. Karena dulu akses internet tidak semudah seperti sekarang ya sob.

Tidur nyaman hanya terbebani masalah sekolah. Esok hari berangkat sekolah dengan kondisi yang sangat siap. Pulang sekolah berlanjut dengan kegiatan bimbingan belajar. Entah itu mapel yang ada di sekolah atau kursus bahasa inggis atau bahkan kelas musik sendiri. Hari Minggu bisa liburan melepaskan penat dari sekolah full day Senin sampai Sabtu. Dari sini sudah terlihat jelas perbedaan yang ada, disaat kita hanya menggunakan buku – buku bekas seadanya. Dipaksa mengikuti standart yang sama pada sekolah yang sama. Tidak lupa terucap rasa syukur yang mendalam saat kita bisa melewatinya.

Setelah lulus sekolah, ada yang lanjut sekolah lagi ke perguruan tinggi atau kerja atau mungkin yang lain. Biasanya memang background keluarga masing-masing secara tidak langsung mempengaruhi kelanjutannya setelah lulus sekolah. Biasanya ada yang melanjutkan bangku perkuliahan sesuai dengan bisnis orang tua, agar kelak bisa meneruskan bisnis tersebut. Ada juga yang melanjutkan profesi orang tua, ketika dipandang memang menjanjikan untuk masa depan. Beberapa mungkin melanjutkan obsesi orang tua untuk menjadi ASN kah, atau dokter, atau apapun itu yang dirasa cerah untuk masa depan. Meskipun ada yang ingin menjalani keinginannya sendiri, yang cukup berbeda dengan backgroun keluarga. Tidak jarang yang malah kurang bisa memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh keluarga dan menjadi bukan siapa – siapa.  Bukan dijadikan booster, yang terjadi adalah untuk kesenangan sementara mumpung saat kuliah jauh dari orang tua atau lebih bebas dari biasanya. InsyaAllah sobat caper dijauhkan dari hal – hal yang tidak bermanfaat tersebut.

Seperti pada tulisan sebelumnya yang menyebutkan proses pencarian jati diri juga mendukung kelanjutannya seperti apa. Semakin berkarakter seseorang maka background keluarga tidak mampu menghalangi impiannya. Kadang kala obsesi seseorang untuk membuat kehidupannya maupun kehidupan orang tuanya lebih baik, menjadi sebuah kekuatan yang cukup besar menerjang berbagai rintangan kehidupan yang ada. Tidak jarang juga yang menganggap memang sudah garis takdir dan tidak cukup berusaha mengubah keaadaan yang ada sesuai harapan. Berakhir langsung kerja seadanya, atau kuliah seadanya, kurang menyerap ilmu di bangku kuliah yang berakhir juga dengan kerja seadanya. Kerja seadanya yang dimaksud adalah pekerjaan yang tidak sesuai harapan ya sob. Bukan berarti kita merendahkan suatu pekerjaan, karena pada akhirnya kita harus bersyukur apapun pekerjaan (selama halal), karena perjaan itu yang menghidupi kita. Selama kita bekerja dengan ikhlas, cerdas, dan bersyukur atas nikmat yang ada insyaAllah kenikmatan akan lebih ditambah.
Sampai akhirnya bisa bekerja sesuai keinginan, hingga berkeluarga dan akhirnya ajal menjemput. Mungkin sedikitnya ini bisa menjawab pertanyaan yang ada diatas.

Wait bro, kayaknya ada yang kurang???
Emang udah mewakili dengan jalan apa yang kau tempuh???

Memang sih, tulisan barusan adalah suatu perjalanan menuju keinginan yang diinginkan atau mungkin kesuksesan yang kita pilih dalam setiap kesempatan dari sudut pandang yang baik - baik saja. Coba kita telusuri lebih dalam lagi lebih ke pribadi kita. Kita semua pasti pernah dengar dengan kata - kata fake people, toxic people, bermuka dua, penjilat dan lain - lain. 
Nah, disini kita bahas dalam mendapatkan kesempatan yang ada dengan jalan apa yang kau tempuh???
Apakah dengan seperangkat kata - kata diatas???

Kita semua pasti tidak ingin mendapatkan sesuatu dengan seperangkat kata tersebut. Bahkan saat dalam keadaan terpaksa menggunakannya, kita pasti tidak akan pernah ingin orang lain tau bahkan kita akan menceritakan dengan cerita sedrama mungkin disertai perjuangan yang mendalam. Dalam hati kecil kita padahal sudah bersuara bahwa "Hei, kita kayaknya gak harus gini deh, kayaknya bisa dengan cara yang lain lagi...". Kita gak harus bermuka dua deh biar semua suka sama kita. Kita juga gak harus deh menjatuhkan orang lain agar kita semakin memanjat ke atas. Kita juga gak harus bunuh orang dari belakang biar kita bisa gantikan posisi dia. Atau mungkin juga kita gak harus jadi penjilat agar bisa cepat dapat akses menuju keinginan kita.

Masa sih keinginan kita semua hanya bisa terwujud jika melakukan hal - hal diatas??? Memang sih semua kembali lagi pilihan. Tapi apa iya jika kesempatannya didapat dari jalan seperti itu, akan bisa membuat bangga?? Kita pikir - pikir lagi kayaknya gak mungkin deh kita bisa membanggakan dengan hal - hal tersebut.

Untuk yang sudah memiliki privilege, biasanya langsung mendaftar melalui link yang ada. Bisa lebih fokus dengan apa yang akan dihadapi. Tapi bukan berarti melalui jalur dalam yang test hanya sebuah formalitas ya sob. Gunakan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk test, dengan link yang ada, atau mungkin sudah ada kisi – kisi sebelumnya. Jangan sampai kita menghalangi rejeki orang yang sudah berusaha keras dan menguasai bidang tersebut, gagal karena orang ber- privilege dengan power orang dalam. Karena orang – orang ber-previlege ini biasanya sudah banyak fasilitas seperti yang kita bahas sebelumnya.  

Jadi jalan apa yang kau tempuh nih bro? Kayaknya masih banyak jalan yang baik yang bisa kita tempuh dengan hati yang bangga. Seperti kata mutiara Jawa "Ngluruk Tanpo Bolo; Menang Tanpo Ngasorake; Sekti Tanpo Aji-Aji; Sugih Tanpo Bondho", yang artinya "Berjuang tanpa perlu membawa massa atau berani bersuara seorang diri kalau itu sebuah kebenaran; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan atau mungkin juga bisa kaya dalam arti lain". Dari kata - kata tersebut bisa kita lihat bersama Monata. Wkwkwkw udah kayak mau lihat dangdut aja. Maksudnya gini bro, secara gak langsung kita bener - bener sekuat itu kah kalau hanya membawa diri kita sendiri. Semoga dari tulisan yang ada dari awal hingga akhir bisa bermanfaat. Hingga saat kita menempuh jalan kita masing - masing, bisa dengan mudah kita ceritakan yang sesungguhnya kita bangga melewati jalan yang ini jalan itu tanpa menggunakan seperangkat kata - kata tersebut. Oh iya, hampir lupa, jangan sampai kita termasuk orang - orang yang menghalalkan segala cara untuk menempuh jalan sampai tujuan.

Jadi, jalan apa yang kau tempuh sobat caper???


Senin, 15 Agustus 2022

Solidarity Forever: Menggali Makna Sejati Pertemanan di Era Modern

Solidarity Forever: Menggali Makna Sejati Pertemanan di Era Modern


Eh bro, teman itu katanya "solidarity forever," gitu loh. Slogan-slogan keren yang terkenal banget dari temen-temen teknik. Ada yang bilang begitu juga sih, gak bisa dipungkiri. Tapi menurut gue, apa sih sebenernya arti teman? Cuma dateng pas ada kepentingan? Cuma dateng pas lagi enak? Atau yang bisa kabur kalo ditagih hutang? Gak semua teman kayak gitu, bro. Ada juga teman yang bener-bener baik dan bukan cuma buat pamer atau toxic. Kalo masih ada teman toxic macam gitu, saranin aja buat baca tulisan gue ini, bro.

Gue akui sih, gak jarang ada teman yang cuma dateng pas ada kepentingan. Wajar banget sih, manusiawi juga. Lagian, gue lagi ada duit banyak atau ada cuan, pasti ada yang nyari. Nah, yang bikin ribet tuh kalo udah sampe ngutang. Kalo cuma ngilang ya udah, masih manusiawi juga. Tapi yang parah tuh kalo ngutangnya galak banget. Gue pernah punya pengalaman buruk soal utang piutang. Sampe pada akhirnya gak usah dikembalikan dan kita anggep aja sedekah. Pertemanan itu gak semurah itu, bro. Gak seharusnya hancur cuma gara-gara masalah uang, apalagi cuma bangsa 300rb aja.

Karena kebiasaan gitu, gue langsung aja tanya ke peminjam. Pertama, berapa nominalnya? Usahain pilih nominal yang gak bakal bikin gue sakit hati kalo hilang. Misalnya dia minta satu juta, gue ikhlasin cuma 300 ribu aja, bro. Terus, dibayar kapan? Kalo udah tanya, tagih sampai tiga kali sesuai janji pembayaran. Kalo lewat dari itu, ya udah berarti dia gak ada niat buat bayar balik

Terakhir, untuk apa sih utangnya? Tiap orang punya toleransi beda-beda soal ini, dan bisa jadi patokan buat nominal dan jangka waktu pengembalian. Pokoknya jangan sampe bikin gue kesel banget kalo ternyata gak bisa bayar balik dan menghilang begitu aja. Pertemanan itu harus didasari saling menghargai dan saling support, bukan cuma ambil untung aja. Jadi, penting banget buat pilih teman yang sejalan sama nilai-nilai dan prinsip hidup kita, bro. Kalo ada teman yang gak bisa ngikutin ekspektasi soal kepercayaan dan tanggung jawab, mending jaga jarak atau cari teman yang lebih positif dan mendukung, ya bro.

Pernah juga nih kita ketemu sama yang pelit menurut pandangan kita, anggap aja sobat caper yang lebih kaya atau mungkin dia ada prioritas lebih yang harus didahulukan. Karena kita tidak pernah tau latar belakang seseorang yang sebenarnya hanya kenal kurang dari setahun. Ada juga yang sikapnya kasar, itu cuma bawaan dia dari lahir atau memang suaranya keras. Sepengetahuan kita ada beberapa suku di Indonesia yang gaya bicaranya seperti itu, contoh: batak, madura, betawi. Tapi ko ke kita aja ya sikapnya seperti itu? Ya udah, sholawatin aja (ada bukunya juga ini kalau gak salah) sob. Atau ada tambahan pengalaman buruk yang lain dari sobat caper bisa langsung tulis di kolom komentar. Tapi gak semua teman itu jelek - jelek dan kita aja yang cakep lho, hehehehe... Ada juga lho teman yang baik. 

Menurut "Cerita Perjalanan" sih ada dua temen yang baik. Pertama adalah dia udah baik dari sononya. Kedua dia baik karena keadaan. Kenapa kita jadikan dua kategori yang dasarnya baik? Bukannya ada juga yang jahat? Kita coba berperasangka baik aja sob, menurut kita juga pada dasarnya manusia itu baik semua, cuma memang ada sifat - sifat teman kita gak suka dan itu sangat sulit diubah. Seperti kata - kata bijak yang mulai jarang kita dengar seperti, "Watuk kui ono obate, lak watek gak onok obate", yang artinya, "Batuk itu ada obatnya, kalau sifat itu gak ada obat". 

Untuk pengalaman pertama yaitu temen yang baik udah dari sononya. Temen seperti ini yang harusnya bisa dijadikan sahabat kedepannya. Biasanya berawal dari omongan yang nyambung jadi kita bisa menyimpulkan lebih lanjut lagi, meski faktor kita bisa jadi teman kan banyak banget tuh. Mulai dari pemikiran yang sama, background keluarga yang sama, hoby yang sama, kesukaan yang sama, makanan yang sama, dan lain sebagainya. Nah, ditambah lagi dia baik lur. 
Baiknya apa dulu nih? Baik tuh banyak banget artinya.
Biar gampang coba kita contohkan aja mungkin dari beberapa kejadian permanan kita.

Pertama, saat kita kehabisan rokok temen kita selalu ada, begitu juga sebaliknya, jangan sampai kita jadi hama tembakau. Ini sangat terbukti lho, karena memang sudah menjadi pengalaman pribadi dan riset dari beberapa kejadian temen kita sob. Entah kenapa hal tersebut jadi suatu parameter khusus untuk para perokok. Gak jarang juga terjadi rokoknya masih ada tapi disimpen dan nyomot punya orang. Menjadi sebuah minsteri dari kebanyakan orang yang Cerita Perjalanan temui tuh kayaknya perokok lebih asyique dan gak pelit dibandingkan yang bukan perokok. Meskipun kasus ini tidak bisa dipukul rata, ada juga yang gak perokok tapi gak pelit. Ada beberapa teman juga yang bukan perokok ternyata lebih asik daripada yang perokok. Sobat caper yang kebetulan tidak merokok bisa isi di kolom komentar deh pengalamannya seperti apa.

Kedua, saat kita ada kendala atau masalah apa mereka siap untuk dijadikan korban. Wkwkwkwk, udah kayak apa aja nih jadi korban. Maksudnya ya korban kita untuk curhat dan lain - lain. Jangan sampai sebaliknya, saat temen ada keperluan kita yang selalu gak ada. Berarti kita dong temen yang gak baik? Dasar gak ada obat. Karena contoh kedua ini pasti ada salah satu teman kita yang bisa kita ajak untuk keluar cari sesuatu. Entah itu hanya temenin bikin rekening, temenin cari kado atau yang lain. Bisa saling ngerti aja meskipun kita diam.

Ketiga, saat kita butuh hal finansial temen kita selalu ada. Seperti pengalaman yang sebelumnya kita ceritakan diatas, kita juga harus bisa selalu ada lur. Tapi yang jelas sesuai kemampuan aja ya bro. Soalnya ada tuh kadang - kadang yang sok ini atau itu, semuanya harus branded, atau selalu update untuk masalah fhasion dan gadget, tapi kita minta tolong selalu ada alasan. Atau kadang kala juga ada tuh yang pinjem ke kita pas jatuh tempo malah gak ada kabar. Tiba - tiba nongol aja tuh di story medsos lagi jalan - jalan. Atau mungkin ada barang baru yang nongol di badannya. Ya kali bisa jalan - jalan atau beli barang tapi gak bisa bayar hutang. 

Keempat, meskipun kadang - kadang gak ada perlunya, kita atau mereka mau aja buang waktu bersama. Gimana ya nyeritainnya? Ya gampangnya saling tukar kabar aja. Gebetan aja kalo kita terus yang tanya kabar, dan dia gak pernah tanya kabar, sama aja kayak kita disuruh mundur. Apalagi teman ya kan? Kayaknya masih ada deh temen kita yang bisa saling selalu care sama kita. Bisa juga hanya sekedar nongkrong melepas penat saling menceritakan hal yang paling gak penting mungkin, yang dicari hanya candaan semata. Bukan suatu obrolan yang saat nongkrong hanya ajang untuk membanggakan diri, cerita sukses kita, pamer barang mewah, pamer jabatan, dll. Beda cerita kalau yang kita bahas emang ada case di kerjaan dan sharing, ya sobat caper paham lah perbedaannya.

Mungkin contoh keempat ini termasuk kita kumpul gak cuma pas ada butuhnya. Butuh sih emang, kita butuh becandaan yang agak gila aja kadang kala.
Empat contoh barusan hanya segelintir kriteria temen baik pengalaman kita dan beberapa pengalaman teman yang bisa kita jadikan sahabat dan juga harus dijaga tali silaturahmi. Kalau udah nemu ciri - cirinya temen yang baik, udah deh semua kayak ada tempat bertanya saat dirasa nemu jalan buntu.

Kita mulai pembahasan yang kedua bro, yaitu temen kita baik karena keadaan. Bukan karena keadaan kita yang lagi kaya terus dia mau jadi teman kita ya sob. Tapi lebih ke keadaan kita yang sama rata sama rasa sepenanggungan. Gampangnya sih hal seperti ini yang bisa ngerasain cuma anak rantau biasanya. Seperti yang kita rasakan pada pengalaman kita yang lagi kerja di luar pulau kelahiran dan kita berada di kondisi lahan yang masih banyak hutan. Udah jauh dari rumah, gak ada saudara lagi. Loe kalo gak baik - baik sama temen ya bunuh diri secara perlahan sob. Kalau kondisi udah kayak gitu teman kita tuh udah kayak sodara, meskipun baru kenal dan taunya ya pas di pekerjaan itu. Siapa yang mau nolongin kita, dengan kondisi jauh dari rumah dan gak ada sodara kalau bukan teman kita. Jangan sampai melakukan kesalahan - kesalahan yang membuat penilaian temanmu langsung drop. Hukuman sosial tuh jauh lebih menyebalkan sob, pengen tau deh kalau ada orang - orang yang fake people bisa mampu bertahan berapa lama sampai akhirnya topengnya kebuka dan sanksi sosial didapatkan.

Ada pengalaman di suatu project yang dimana campur antara orang rantau maupun warga lokal sekitar. Kebetulan yang sikapnya kurang santun jika koordinasi. Jadi kayak public enemy untuk lokasi proyek. Lebih banyak koordinasi dengan atasan dari atasannya langsung. Dari sini sobat caper udah paham pasti arahnya kemana. Otomatis atasannya langsung seperti dilangkahi dong, dan temen – temen dengan jabatan yang akan lebih malas. Tidak hanya yang sama – sama rantauan, bahkan orang lokal pun ikut malas. Atasan sendiri saja berani dia langkahin apalagi temen yang jabatan sama sob, hanya tanya saat butuh doang, dan kita juga malas ajak ngobrol kalau tidah butuh banget.

Satu lagi dari mayora. Pengalaman yang ini berada di project yang lain, berbeda dengan yang tadi, saat murni semua adalah orang perantauan. Satu rumah ditinggali oleh 12 orang, cukup rame dan sibuk kondisi rumah saat itu. Sebelum akhirnya bertambah orang dan ada 2 rumah untuk ditingali. Hari pertama masih terlihat baik semua, minggu pertama oke, bulan pertama mulai curiga, bulan ke dua baru terlihat aslinya bagaimana. Awal semuanya menyatu tanpa sekat, tapi memasuki bulan ke dua mulai saling ngumpul dengan yang cocok saja. Tanpa disadari mulai menyadari bahwa ada ada penyakit dua orang dari 10 orang di satu rumah, dari total 20 orang 2 rumah. Lucunya adalah satu penyakit menyebarkan ujaran kebencian pada penyakit satunya, begitu juga sebaliknya. Sampai saat kita semua paham mereka berdua adalah penyakitnya.

Sebetulnya untuk kasus ini sepele sekali. Ada beberapa masalah di pekerjaan yang harus diselesaikan oleh rekan satu team, tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun dari pembuat onar dan masih omong besar. Tapi kita masih menyadarinya lah, karena kita satu team dan memang harus saling bantu. Hal yang tidak tertolong adalah kehidupan sehari – hari saat di rumah sebetulnya. Mulai dari yang tidak peduli urusan dapur, kebersihan rumah, kamar, meskupun sudah ada art yang mengurus itu semua, jika sembarangan buang sampah atau puntung rokok akan sangat mengganggu sekali. Ngumpul saat teman – teman lain bawa makanan, dan makan makanan dia sendiri di dalam kamar tanpa berbagi kepada yang lain. Padahal tanpa kita sadari, apa yang kita lakukan di luar rumah adalah cerminan kita dirumah kita sendiri. Yang terpenting adalah kita akan sangat mengetahui sifat seseorang saat kita tinggal satu rumah.

Arti teman menurut kalian seperti apa sih? Kalau menurut kita Cerita Perjalanan sih seperti yang sudah kita jelaskan. Pilihan ada pada masing – masing pribadi, tergantung dari kita menyikapinya. Bukannya suatu pertemanan itu adalah yang tidak merugikan satu pihak? Jika salah satu dirugikan akan menjadi suatu penipuan. Ada juga yang perlu kita sadari seiring berjalannya waktu adalah, meskipun kita sudah mendapatkan teman yang baik, akan silih berganti menyesuaikan kesibukan dan target pencapaian yang diinginkan. Akan ada saatnya teman yang dulunya bebas mau cerita apapun, sekarang cukup liat story dia di medsos dengan rasa ragu dan gak enak mau komentar. Oh iya, hampir lupa ngasih tau kenapa gambar kita pake hitam putih atau abu-abu dan tulisan berwarna. Karena dalam kita menilai seseorang dari awal biasanya kalau gak putih ya hitam orang tersebut. Dengan seiring berjalannya waktu beberapa penilaian kita mungkin sering berubah - ubah yang akhirnya menyatu menimbulkan abu - abu. Tapi satu hal yang harus kita percaya adalah setiap teman yang kita miliki akan memberikan warna tersendiri di kehidupan kita. Terlepas itu baik atau buruk.

Akhirnya sudah sampai di penguhujung tulisan sobar caper. Tetap semangat, doa terbaik menyertaimu. Terima kasih sudah mampir dan membaca sampai tulisan ini, jangan lupa komentarnya, jika ada pengalaman lain tulis juga di kolom komentar, dan share jika bermanfaat.

Bersama Teman-Teman Kampret, Nikmati Serunya Tawa dan Cerita Konyol yang Bakal Menghibur Hati dan Membawa Kegembiraan! hanya disini.

Minggu, 16 Februari 2020

Hubungan Bumi Manusia dan Sampah

Hubungan Bumi Manusia dan Sampah


Apakah alam memang tidak butuh kita?? Sebenernya kita mengeksplorasi alam atau mengeksploitasi alam ya??

Ini cerita santai pas kita lagi liburan gaess. Pada foto diatas itu pas kita lagi di pantai, cuma awal cerita kita akan ceritakan pas kita liburan di suatu tempat wisata salah satu gunung di Indonesia. Sebetulnya liburan itu gak disengaja, tapi mungkin dari situ kita juga gak sengaja dapat suatu pelajaran lur.

Jadi begini ceritanya, pada suatu malam.... Ceile udah kayak kismis aja nih. Bener emang malam itu kita rencana keluar, saat itu kita keluar berlima. Karena emang lagi kosong gak ada kerjaan pas lagi merantau semua pas malam Minggu pula. Rencananya kita berangkat berlima buat ngopi ditempat yang agak jauh. Saat di perjalanan udah banyak destinasi yang dibahas yang mau di buat nongkrong. Opsi pilihan memang yang buka 24 jam. 

Udah setengah perjalanan ke lokasi, eh ada yang nyeletuk salah satu orang, "Kayaknya tanggung deh kalau cuma ngopi? Kenapa gak sekalian naik gunung aja cuma sekitar 1 jam perjalanan lagi?".
"Bener juga tuh? Yang penting pagi jam 6 udah sampai mess...", Kompor satu mulai memanas.
"Masyok..... Budalkeun.....", Kompor 2 ikut juga.
"Lanjutkan...", Kompor 3 beraksi.
Akhirnya ya udah, kita ngikut aja, mana gak ada persiapan lagi buat naek gunung.

Gak lama kemudian kita nyampe, disitu ternyata juga banyak yang jual kopi, meski kopi sachet biasa. Temen - temen semua gue giring tuh ke warkop dulu, sekalian ngumpulin niat plus nego cukup ngopi aja gak perlu naik. Detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu, serangan nego halus pun ternyata sia - sia mereka tetap teguh naik gunung. Oke saya terima dengan lapang dada, kita lanjutkan naik gunung. Mungkin temen - temen pembaca bingung naik gunung apa nih ko gak ada persiapan. Ya intinya kita semua cuma jalan - jalan aja, kita cuma punya waktu 7 jam. 3 jam perjalanan naik, gak peduli sampe pos berapa atau hanya sampai mana. 1 jam istirahat, 3 jam lagi untuk turun.

Pas naik sih b aja, gak ada yang istimewa. Paling juga jalan 30 menit istirahat 10 menit. 3 jam berlalu, kita ada 1 jam istirahat, kita lanjutkan turun. Nah pas kita turun nih yang ada cerita seru. Kebetulan dari 5 orang, 3 diantaranya perokok, maka berapakah yang tidak merokok??. Hehe becanda geng. Saat perjalanan turun kita liat ada bule gak bareng paklek. Saat turun gunung mereka bawa plastik, sambil jalan mereka mungut sampah yang dilewati mereka gengs. Itu rasanya kita bertiga yang perokok semacam di tampar di tempat. Ko bisa ya mereka yang gak ikut negera kita yang hanya sekedar tamu ikut menjaga kebersihan alam kita lur. Gila gak tuh?? Berasa malu saat itu, apalagi dengan adanya slogan "Saya Indonesia Saya Pancasila", tapi gak sampe mikir gitu.

Akhirnya semenjak kejadian tersebut kita yang perokok, selalu menyediakan tempat kosong di tas kecil kita untuk buang puntung kalau gak tempat sampah. Memang pelajaran yang paling masuk ke otak tuh ketika kita mendapatkan pengalaman langsung. Beberapa purnama selanjutnya saat pulang kerja kita merencanakan untuk pergi kemana gitu sambil sarapan. Kebetulan juga ada acara car free day, akhirnya kita coba berangkat setelah kerja.

Awal kita ke CFD, karena sepi lanjut ke pantai, sebelum cari sarapan. Nah pas di pantai salah satu tempat wisata di Indonesia, ada suatu pemandangan yang saya ambil seperti foto diatas guys. Kondisi kita udah sadar lingkungan, gak ada tempat sampah kita kantongi dulu. Saat kita eksplorasi disitu juga gak ada bule atau pak lek. Disuatu pojokan pantai situ tuh kita nemu pemandangan yang kurang asyique. Para pengunjung dengan santainya mengunjungi suatu daerah wisata tanpa ikut menjaga. Aslinya gak hanya tumpukan sampah seperti di foto tersebut, tapi sekitarnya juga masih banyak sampah berserakan. Dari situ terbersit "Sepertinya Kita Harus Menerka Alam Butuh Apa". 

Iya gak sih? Meskipun gak semua bule peduli lingkungan, tapi paling enggak kita yang hidup di sekitar tempat tersebut yang lebih luasnya Indonesia harus ada rasa memiliki dan menjaga bersama terutama masalah sampah. Alam tuh gak butuh kita gaess, tapi kita yang butuh alam. Masa sih bencana alam yang datang silih berganti di negeri kita tercinta Indonesia tidak bisa dijadikan pelajaran. Tulisan ini bukan hanya diperuntukkan untuk teman - teman pembaca, tapi dikhususkan untuk saya pribadi sendiri. Karena suatu kebaikan harus dimulai dari diri kita sendiri, yang akan selalu menularkan kebaikan kesekitar kita.

Terima kasih banyak telah membaca sampai sini, jangan lupa share jika bermanfaat.

Minggu, 02 Februari 2020

Diam Itu Emas tapi Bicara Juga Ada Seninya

Diam Itu Emas tapi Bicara Juga Ada Seninya


Diam tapi teriak? Apa maksudnya ya?
Dari gambar ilustrasi sebenarnya sudah terlihat sih maksudnya seperti apa. 
Gak juga sih! Gambar gak jelas, tulisan juga jelek!!
Wkwkwkw, santuy bro kita perjelas aja dalam tulisan keyword ini.

Bagi sebagian orang berbicara adalah hal yang menyulitkan. Pada akhirnya mereka mencoba menulis apa yang ingin diutarakan. Tidak berhenti sampai sini, sampai sekarang pun menulis (bisa pakai keyboard juga kalai) merupakan suatu kebutuhan bagi kebanyakan orang. Bisa dilihat dari berbagai media sosial suatu tulisan merupakan hal terpenting bahkan yang ada visual gambar maupun video tetap saja ada keterangan berupa tulisan. Kalau kita soroti beberapa tahun yang lalu atau mungkin bahkan sampai sekarang tidak jarang yang menuliskan curahan hatinya melalui media sosial.

Menulis memang merupakan satu cara untuk mendapatkan ketenangan hati dari sang penulis. Entah itu untuk sekedar curhat, share pengalaman pribadi, atau mungkin juga sekedar update status. Tapi, banyak juga penulis profesional yang memang hidup (pekerjaannya memang menulis) dari tulisan mereka. Entah itu menulis buku atau berita, sekalipun ada media elektronik dari televisi tidak jarang juga yang masih tetap mendapatkan informasi berita dari internet. Dari sini mungkin kita mulai mengerti kenapa pentingnya sebuah tulisan.

Saat kita membaca suatu tulisan, pernah enggak kita merasa si penulis marah atau sedih atau semangat atau yang lain? Apa iya si penulis saat menulis melakukan hal tersebut? Contoh paling gampang saat kita chat dengan seseorang atau lawan jenis lah mungkin, saat ngetik WKWKWKW apa iya beneran ketawa? Saat pakai emoticon nangis apa iya bener nangis?
Ya memang semua yang diatas itu tidak semua benar. Hanya saja yang perlu kita perhatikan ada memang saat - saat kita hanya bisa diam tetapi kita bisa teriak menggaungkan pemikiran kita melalui sebuah tulisan.

Saat kita hanya bisa diam melihat kondisi yang ada di sekitar kita atau pribadi kita agar suatu yang terjadi tidak bertambah parah atau berakibat buruk pada kita, satu satunya cara adalah kita teriak melalui beberapa tulisan kita. Tidak jarang orang yang meneriakkan isi hatinya melalui sebuah tulisan, mungkin kita bisa baca - baca tulisan di Kaskus, Twitter, Facebook, Instagram, dan bisa juga menulis di blog atau wordpress seperti ini.

Tidak jarang juga yang media sosial ini meneriakkan fakta atau kebenaran yang ada. Melihat kondisi yang beberapa tahun ini semakin memanas di bangku para pejabat, dengan sedikit perubahan yang nyata untuk rakyat kecil. Oke, mungkin sampai disini dulu membahas kalimat sebelumnya, daripada masuk berita gara - gara sebuah tulisan. Kita lanjutkan saja pembahasan dengan judul diam tapi teriak ini dari sudut padang seberapa penting sebuah tulisan yang ada yang berkaitan dengan informasi tertentu.

Seberapa penting sebuah tulisan, tidak bisa dipisahkan dari seberapa bermanfaat tulisan tersebut. Jika sebuah tulisan itu berisi tentang cerita pribadi seseorang, pengalaman seseorang, atau juga sebuah tutorial tentang sesuatu sudah pasti menjadi sebuah pelajaran bagi pembaca agar tidak mengulangi kesalahan yang sama atau pengalaman buruk yang sama. Bisa jadi juga bisa mengikuti jejak sukses dari tulisan tersebut. Yang agak susah nih ketika ada sebuah tulisan berita disitu pasti ada yang real maupun fake atau bahasa kerennya hoax. Disini kita harus bijak dalam mengambil informasi tersebut, dan harus dari berbagai sumber dari pihak pro atau kontra agar kita lebih objektif dan dapat memutuskan sebuah informasi tersebut lebih bijak lagi.

Dari sini kita semua pasti sudah paham apa yang dimaksud dari setiap kata diatas. Jadi jangan diam saja gaes teriakan semuanya yang benar dan original dari pemikiran kita, agar bisa bermanfaat bagi kebanyakan masyarakat dan menyesatkan masyarakat dalam kebenaran. Maksudnya ya biar terus tersesat dalam kebenaran, tidak menemukan jalan keluar ke sesuatu yang buruk.

Terima kasih banyak bagi yang sudah membaca sampai disini, jangan lupa isi kolom komentar dibawah.

Sabtu, 01 Februari 2020

Siapa Yang Tau? Kita Sudah Kaya.....

Siapa Yang Tau? Kita Sudah Kaya.....


Siapa yang tau? Sebenarnya kita ini sudah kaya raya. Sebuah pernyataan optimis untuk menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi. Memang dasarnya kita orang bukan orang ekonomi, cuma mungkin kita dalam setiap nongki, ngopi, atau mungkin bahasa kerennya adalah diskusi dalam kelompok kecil selalu mengamati suatu perkembangan. Dalam mengamati suatu perkembangan obrolan positif saat melihat suatu kondisi pasti arahnya tidak lain dan tidak bukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ekonomi khususnya agar asap dapur terus ngebul.

"Apa hubungannya gambar ini sama pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kita??", Salah satu teman tanya
"Yo onok lur (Ya ada bro)", Konco liane njawab (temen yang lain jawab)
"Lha ko iso? (Lho ko bisa?)", Temen yang awal tanya tadi jawab
"Hubungan e iku karo jurusanmu, seng thithik - thithik mbangun Iki mbangun iku (hubungannya itu sama jurusanmu yang sedikit - sedikit bangun ini bangun itu)", Teman yang jawab tadi kembali menjawab

Karena memang kebetulan semua yang ada di situ kerja dalam bidang konstruksi. Cuma kita tidak mengkritisi hal tersebut, acara ngopi malam ini memang mencoba berpikir positif dan melihat celah sekecil mungkin. Apalagi banyak dari kita yang kurang beruntung yang sampai sekarang (mungkin sampai para pembaca tahun berikutnya atau lebih meskipun published tahun 2020) tidak mendapat pekerjaan yang tetap. Bukan karena malas dan tidak pintar, tapi memang banyak faktor kita - kita seperti ini, mulai dari idealisme masing-masing sampai kondisi masing-masing. 

Kembali lagi pada judul "Siapa yang tau? Kita kaya raya", setiap kita melihat suatu kondisi yang ada di benak kita hanya 2 yaitu, biarkan tetap seperti ini dan harus ada perubahan. Untuk yang harus ada perubahan biasanya kita melihat ada salah ataupun tidak enak dipandang ataupun kurang produktif. Sampai kita berpikir biarkan tetap seperti ini saat - saat sudah optimal. Jika melihat gambar yang ada kita sepakat bahwa itu seharusnya biarkan tetap seperti itu. Kenapa bisa seperti itu? Alhamdulillah kita semua sepemikiran bahwa biarlah lahan hijau tetap seperti itu jangan sampai berubah.

Hello??? Hubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi darimana??
Sabar guys, gaes, bro, lur, kita ceritakan secara rinci agar dapat memahami kenapa kita berpikir seperti itu.

Siapa disini yang pengen kerja kantoran dan berdasi?
Siapa disini yang ingin kerja di tambang?
Siapa yang pengen punya usaha sendiri?
Kita yakin dari tiga pertanyaan itu terisi semuanya, meskipun ada mengungguli salah satu dari tiga. Kenapa bisa ada yang mengungguli satu dari tiga? Karena memang keinginan setiap manusia berbeda. Bahkan terkadang kurang bisa memahami potensi sekitar kita agar semakin terjadi yang namanya pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang sesuai judul adalah kita itu kaya raya. Dari sudut pandang kita pasti kaya yang memiliki dan mengerjakan area sawah tersebut. Tapi dari sisi yang lain ada juga kalau ada yang nawar harga tinggi kenapa tidak. Tapi tetap kita masih menganggap kondisi tersebut biarkan saja seperti itu tetap menjadi lahan hijau, jangan berubah menjadi perumahan, bahkan sampai menjadi pabrik.

Bukannya kalau disana ada pembangunan akan lebih maju daerah tersebut? Akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi pada daerah tersebut?
Kembali lagi saat kita membahas ini adalah kita tetap berpikir positif dalam melihat celah sekecil mungkin. Karena pada dasarnya kita kita sekarang ini hidup di era digital. Sangat bisa dikembangkan melalui jejaring sosial. Kalau memang harga yang didapat minim bisa diolah sendiri sampai jadi beras dan di jual dengan harga normal, InsyaAllah akan semakin sejahtera para petani. Itu masih kita melihat dari padi karena sesuai kondisi yang kita dapatkan seperti pada gambar.

Lah modalnya kan gak sedikit? 
Ya emang gak sedikit, dan prosesnya lama tapi hasil yang diperoleh juga gak sedikit.
Ingat kata alm. Bob Sadino (gak tau bener atau enggak, kalau ada yang salah bisa dikoreksi di kolom komentar).
Mau kalau dengkulmu saya beli 1M?
Ya gak mau lah...
Kalau begitu dengan dua dengkul itu kamu sudah punya modal 2M...
Kalau gak salah sih gitu gaes. Jadi memang perlu kesabaran dan ketekunan dalam berusaha mencapai yang diinginkan. Jadi tidak berhenti dari benih (input) ke panen padi (output) saja, tapi sampai ke output konsumen. Memang saat kita mencoba menjalani tidak akan semudah menulis artikel ini, hanya saja dimana ada keyakinan disitu ada jalan. Semakin nampak pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang dirasakan ketika program tersebut running. Gimana? Siapa yang tau? Kita sudah kaya raya guys.

Lah kalau gitu yang kaya kan yang punya lahan doank?
Seperti yang ada pada paragraf sebelumnya, kita hidup di era digital. Banyak yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber tambahan agar dapat juga merasakan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dari sini bisa mulai eksplorasi menulis artikel seperti ini mulai di blogger atau bahkan diranah YouTube. Menulis berbagai macam pengalaman dalam bidang pertanian dan berbagai tutorial. Sangat memerlukan waktu sekali memang untuk bisa mendapatkan income dari digital seperti ini, tapi tidak ada salahnya mencoba karena banyak contoh YouTube er yang berawal dari tidak punya apa-apa sampai punya apa. Itu hanya contoh kecil dari mencoba mencari celah. Atau mungkin bisa juga saling kerjasama dengan proses pembuatan produk pada paragraf sebelumnya. Karena baru ada di kota kota besar yang ada seperti freshbox. 

Tulisan ini hanya berdasarkan ide - ide saat kita mencoba mencari peluang sekecil apapun. Dalam tulisan ini juga menghilangkan peran dari pemerintah atau yang lain dan lebih mengutamakan kemandirian dan usaha pribadi. Karena memang tulisan ini bertujuan menguatkan para pembaca agar semakin sadar bahwa kita ini sudah kaya tanpa harus menjual apapun. Termasuk keresahan lahan pertanian yang semakin hari semakin tergusur oleh perumahan dan lain - lain. Yang jelas setiap orang sukses pasti pernah ditertawakan idenya, so tetap berusaha aja, atau mau komentar mengenai ide yang lebih fresh silahkan diisi kolam komentarnya.

Jumat, 31 Januari 2020

Baby Blues Itu Nyata Adanya lho Mom

Baby Blues Itu Nyata Adanya lho Mom


Baby blues itu nyata adanya, ngga bohong dan ngga cuma mitos. Semoga setelah membaca artikel ini para calon ibuk bisa terhindar dari hal ini (baby blues).

Dari beberapa referensi yang aku baca baby blues adalah gangguan psikis yang terjadi sesaat setelah melahirkan yang menjadikan seorang ibuk merasa resah, lelah, sangat mudah tersinggung, tidak sabar, cemas dan kesepian. Biasanya akan hilang sendiri setelah 2-3 Minggu jika kita mampu mengatasi. Tapi bahayanya, akan naik level jadi postpartum depresi kalo ngga salah (pokonya depresi pasca melahirkan intinya) kalo kita ngga tau cara mengatasinya. Banyak sekali penyebabnya antara lain pengaruh hormon yang menurun, perubahan bentuk tubuh, payudara yang sakit dan bengkak, adaptasi yang terlalu dipaksakan dan terlalu lelah mengurus bayi yang baru lahir. Dimana biasanya kita hanya mengurus diri sendiri dan suami, sekarang bertambah satu lagi mahluk kecil yang menyita 24 jam waktu yang kita punya 24/7 tepatnya.Dan ini ngga berjeda ya,ngga ada liburnya.
`    
Aku pribadi ngga merasa mengalami baby blues tapi beberapa gejala aku pernah mengalaminya (entah bener ato salah, boleh coret - coret di kolom komentar biar bisa diskusi lebih lanjut). Karena episodenya timbul hanya 2 kali dan itu tidak menjadikan aku membenci anakku, jadi kusimpulkan aku tidak mengidap baby blues, hehe (padahal bisa jadi ini udah termasuk baby blues, atau mungkin juga bisa masuk ke gejala baby blues). 

Jadi ceritanya ini di malam ketiga setelah lahiran di tengah malem si bayi ini nangis ngga kaya biasanya kayanya laper dan kurasa ASIku kurang. Aku ngga bisa menenangkan si bayi, yang ada malah ikutan nangis, merasa bersalah, ibu macam apa ngga bisa mencukupi kebutuhan ASI bayinya. Untungnya suami yang pada saat itu ikutan begadang ngga ikutan panik, dia justru menenangkan. Yang dia bilang "ASImu ngga kurang, bayi 3 hari lambungnya kecil sekali, tentu kamu mampu mencukupi, mungkin dia hanya gerah." Aku berhasil tenang, dan besoknya kita ke bidan untuk periksa, imunisasi dan konsultasi mengenai laktasi. Disana aku konsultasikan produksi ASIku pada bidan dan ngga lupa aku banyak tanya tentang kebutuhan ASI untuk bayi sesuai usianya. Setelah ngobrol-ngobrol, dilakukan injeksi oleh bidan katanya semacam hormon untuk melancarkan produksi ASI. Setelah beberapa menit dilakukan njeksi aku merasa Pdku (maaf payudara) seperti terisi dan keras ngga seperti sebelumnya. Terus setelah itu ibu bidan juga ngajarin cara pijat laktasi ke suami. Fungsinya agar si ibu relax dan produksi ASI meningkat. Dan masalah kelar, ternyata aku cuma butuh relax dan minum ASI booster. Produksi ASI juga jauh meningkat dibanding hari sebelumnya. Booster yang aku minum adalah Moloco B12 dan Lactamam.

Episode yang kedua terjadi pada malam keenam ato ketujuh setelah lahiran aku lupa. Biasanya aku bangun untuk menyusui 1,5 jam sekali, tapi malem itu ini bayi belum sejam udah minta nenen lagi, nyaris ngga tidur aku. Kira-kira jam 1 si bayi nangis ngga brenti-brenti, dinenenin ngga mau, digendong juga ngga brenti nangisnya. Bapaknya kemana? Bapaknya lagi bubuk manjah sambil ngorok dong. Tau ngga apa yang terbersit dalam benakku saat itu? "Apa aku bekep aja ini anak pake bantal ya? Biar berhenti nangis, dan bapaknya sadar anaknya udah ngga nangis lagi?" Kutaruh lah dia di tempat tidur, kupandangi wajahnya. "PLAKK" kutampar pipiku sekuat tenaga sambil ngomong sendiri "gila ya kamu mau bunuh anakmu!!!" Setelah itu kubawa keluar bayiku, dan kutitipin ibuk (karena abis lahiran aku tinggal di rumah orang tua). Terus setelah kutitipin, aku mandi,   wudhu dan lanjut sholat subuh. Setelah mandi pikiran - pikiran jelek itu ilang semua. Ternyata mitos ngga selamanya salah, kata orang-orang habis lahiran harus sering mandi dan keramas biar ngga gila. Bener juga logikanya abis mandi yang kita rasain kan seger, relax jadi bisa mikir dengan kepala dingin. Ngapain bekep anak coba? Bekep bapaknya tuh, biar bangun dan bantuin gendong wkwkwkwk (canda ah).
"Sayang, aku dengar lho....", Suamiku jawab
"Aduh, sinetron banget nih suara batin ampe ke telinga pemirsa", Aku mbatin lagi dong, untungnya suamiku udah gak jawab lagi, hehe...

Dari cerita di atas aku jadi menyimpulkan peran Bapak setelah melahirkan penting buanget nget nget. Karena peran ibuk ngga tergantikan untuk hamil, melahirkan dan menyusui, Bapak harus hadir memberikan dukungan, menciptakan suasana yang nyaman di rumah. Dukungan Bapak ini akan berpengaruh besar pada proses menyusui. Minimal menghindarkan kita para Ibuk dari baby blues. Karena Baby Blues Itu Nyata Adanya.

Karena merasa udah cukup mengganggu pikiran, aku coba sharing sama temen yang udah melahirkan duluan. Dari situ aku tau aku ngga sendiri, meskipun sebelum - sebelumnya juga sering baca - baca dan cari referensi tentang baby blues, hanya saja untuk yang aku tau sendiri belum pernah. Ternyata salah satu teman juga mengalami. Dia nyaris banting anaknya yang nangis ke lantai, tapi dia urungkan niatnya. Ngeri kan buk? Dari sini semakin yakin kalau Baby Blues Itu Nyata Adanya. Setelah ngobrol lebih lanjut coba tanya - tanya lagi, saat kejadian seperti itu suaminya kemana pada saat itu, suaminya telat pulang dong dan ngga ngasih kabar. 
"Hello para suami, jangan suka tinggalin kita saat - saat kritis seperti ini ya!!"

Dari beberapa kondisi di atas bisa dilihat ya, peran Bapak itu besar sekali pengaruhnya. Dukungan dan semangat yang dia kasih itu bisa jadi mood booster buat si ibuk, dan ibuk pun merasa tidak sendiri, merasa dicintai. Begitu juga sebaliknya, saat si Bapak tidak hadir dan si Bapak tidak peduli bisa - bisa itu jadi pemicu ibuk punya pikiran-pikiran negatif yang baik secara langsung atau pun ngga akan berpengaruh pada anak. Ngga heran ada banyak ibuk-ibuk yang tega melukai anaknya, bisa jadi salah satu penyebabnya ya baby blues yang tidak tertangani dan dipicu sikap Bapak yang cuek, ngga peduli sama lelah istrinya. 

Jadi kalo setelah lahiran kalian merasa cemas, khawatir ato lelah berlebihan ngga ada salahnya minta bantuan sama Bapak (suami) ato orang terdekat. Kalau pikiran-pikiran negatif ngga juga hilang jangan malu untuk menyampaikan karena itu normal, sebagian besar ibuk baru mengalami. Kalo keluarga ngga menemukan jalan keluar ngga ada salahnya ke psikater biar ngga berlanjut menjadi depresi pasca melahirkan.

Tetap semangat ya buk, jangan sampai terjadi baby blues pada kalian ya, sering - sering baca referensi dan kenali gejala-gejalanya ya. Karena Baby Blues Itu Nyata Adanya. Mempunyai buah hati adalah impian semua pasangan yang sudah menikah, jadi jangan sampai ternodai oleh hal - hal seperti ini (baby blues).

Rabu, 29 Januari 2020

Batu (Ego) Pecah (Berilmu) Melebur (Bermasyarakat)

Batu (Ego) Pecah (Berilmu) Melebur (Bermasyarakat)

analogi batu pecah analogi
Halo sobat Cerita Perjalanan "Ways" hehehe, kita lanjutkan mencoba untuk memotivasi diri kita sendiri agar tersebar virus virus kebaikan. Seperti yang tertera pada judul "Batu (Ego) Pecah (Berilmu) Melebur (Bermasyarakat)". Pasti bertanya - tanya apa maksudnya ini. Saya akan memprediksi sobat disini pasti sudah baca spoiler dari gambar diatas. Bagaimana? Sudah benar belum? Kalau belum tolong jangan lupa komentarnya di bawah agar penulis semakin pintar kedepannya buat nebak, hehehe. 

Sobat caper jika lihat pada ilustrasi gambar, "Sesuatu yang keras (ego) ini pada waktunya akan retak, pecah, atau bahkan hancur". Sesuatu yang keras ini kita ilustrasikan pada gambar adalah batu. Diberi tanda dalam kurung ego yang kita analogikan sebagai batu. Kenapa harus ego sama dengan batu? Itu lebih mudah kita terima sepertinya karena banyak atau sering kita dengar dengan sebutan "kepala batu". Ini memang mencerminkan kepribadian orang yang egonya tinggi itu memang keras kepala. Susah untuk diberi tahu kalau tempe itu enak. 

Biasanya sih sangat keras pendiriannya, kalau bener mah oke gak majalah berarti ya koran. Yang jadi masalah itu kalau salah tapi susah untuk diberi tahu maunya tempe. Pada akhirnya akan berakhir dengan sebutan egois orang tersebut. Pada waktunya akan retak, pecah, atau bahkan hancur adalah dimana kondisi semesta betul - betul mengisyaratkan untuk berhenti. Maksudnya adalah ketika seseorang akan ambil suatu keputusan dan sudah diperingatkan bahwa itu salah maka semesta yang akan ambil tindakan yang akan mematahkan pendiriannya saat keputusan sudah diambil. Bisa juga akan batu (ego) retak, pecah, atau bahkan hancur dalam kondisi yang lain yang akan dijelaskan dibawah. 

Nah, tulisan selanjutnya ini adalah alasan kenapa pada paragraf sebelumnya saya bilang "kalau bener sih oke gak majalah ya koran". Tertulis, "Akan retak, pecah, sampai hancur dengan tempaan dan tekanan (adab, ilmu, dan hati yang lapang)". Dimaksud dengan hilangnya atau terkikis sifat egois dari kita melalui beberapa tempaan dan tekanan. Pembahasan sebelumnya yang terulis "semesta yang akan ambil tindakan" bisa jadi dimasukkan dalam tekanan. Bisa hilang atau terkikis dengan tempaan yaitu belajar gaes. Kita bisa menempa atau upgrade diri kita dengan belajar. 

Belajar apa nih Om? Ya belajar tentang ilmu, adab, dan hati yang lapang. 

Kenapa harus belajar ilmu? Udah deh gaes yang namanya orang berilmu itu akan lebih mudah menentukan benar tidaknya suatu keputusan atau masalah. Bahkan juga ada sepakat bahwa adab sebelum ilmu itu lebih penting.

Apa iya? Ya iyalah, sebab akibat dan konsekuensinya pasti paham. Parameter yang digunakan juga bisa lebih luas, dari segi keilmuan ini dan itu termasuk menambah hal - hal yang religius akan semakin banyak filter hingga kita minimal melakukan kesalahan-kesalahan. Yang kedua adalah adab, yang menurut KBBI adalah kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak. Nah itu tuh, orang Jawa juga sering bilang dalam kata "ungah ungguh". Jangan asal jeplak aja tuh mulut, liat dulu lawan bicara. Lebih tua atau muda? Meskipun kita paham bahwa mereka salah gak bisa langsung asal jeplak aja gaes. Harus ada seninya. Sampai - sampai ada kata bijak seperti " adab dahulu baru ilmu". Meskipun kepintaran kita diatas rata - rata jangan sampai kita lupa adab. Eyang Habibie aja yang sangat pintar dan terbukti kepintarannya sangat beradab. Nah elu? Gimana yak. Yang terakhir adalah "hati yang lapang", kalau orang Jawa sering ngomong "legowo".

Kalau ini sepertinya gak perlu dibahas lagi karena kita yakin udah banyak yang tahu. Akan susah seseorang mempunyai hati yang lapang kalau orang tersebut miskin ilmu dan adab. Bukannya kita mau langsung ngejudge seperti itu ya. Karena banyak sekali pemangku jabatan yang notabene lebih berilmu ternyata lebih tidak legowo daripada penyokong jabatan. Ilmu sudah didapat, sepertinya adab yang belum bisa diaplikasikan. 

Oh iya, jangan anggap orang yang berilmu disini hanya orang yang lulusan S1, S2, atau Profesor. Kalau masih menganggap orang yang yang berilmu itu adalah orang - orang yang lulusan universitas, ada suatu pesan untuk sobat caper nih "kopimu kurang pait, dolenmu kurang adoh, mulehmu kurang bengi lur" yang artinya "kopimu kurang pahit, mainmu kurang jauh, pulangmu kurang malam bro". Maksudnya kurang lebih sih sepertinya anda kurang banyak diskusi dan tukar pikiran. Karena tidak jarang juga beberapa orang bisa lebih legowo padahal sekolah sebatas SD, SMP, atau hanya SMA.

Tulisan terakhir adalah "sampai melebur dan menyatu dengan sekitarnya (hati, pikiran, ucapan, dan perlakuan akan menyatu dan akan mengalami sinkronisasi menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan siap untuk berhubungan dengan masyarakat luas)". Lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja atau tetangga. Kemungkinan besar hati, pikiran, ucapan dan perlakuan / perbuatan seseorang akan sinkron setelah mengalami paragraf sebelumnya, jadi gak ada yang namanya munafik dan lain - lain. Ngomong – ngomong munafik ada cerita yang seru juga nih, bisa dibaca disini.

Kenapa bisa begitu yak? Ya karena ilmu dan adab mereka gak terpisah, dan ilmu yang kita bahas disini luas gak hanya dari satu sudut pandang saja. Yang diharapkan memang seseorang tersebut bisa lebih bijaksana dan siap untuk terjun ke masyarakat. Maksudnya gimana nih? Kita disuruh KKN? Ya gak gitu juga kali. Ketika kita sudah siap dengan diri kita sendiri secara gak langsung kita juga siap berhadapan dengan orang lain. Apalagi saat kita menjalani kehidupan dengan tetangga, kemungkinan gak bakalan terjadi deh seperti yang diberitakan di berita - berita kriminal. Karena sesuai dengan judul yang terakhir adalah "Melebur (Bermasyarakat)" akan menjadikan kita melebur menjadi satu yaitu Indonesia, dengan banyak perbedaan tapi dengan toleransi yang tinggi.

Terima kasih kepada yang sudah membaca artikel kami sampai di tulisan ini. Jika ada kekurangan atau data yang lebih baik lagi bisa tinggalkan jejak di komentar. Kalau ada kelebihan mohon dikembalikan. Karena tulisan ini hanya hasil diskusi bersama dengan sudut pandang dari Cerita Perjalanan.

Selasa, 21 Januari 2020

no image

Tekadku Bersama-Mu

Memikirkan-Mu adalah hal tak terbatas
                             Aku membaca
Memahami-Mu adalah hal terindah
                            Aku berfikir
Bersama-Mu damai terasa
                        Aku mengerti
Aku masih menikmati saat-saat ini
                    Aku gelisah
Semesta selalu bergerak
                 Tetap gelisah
Baik ataupun buruk
             Masih gelisah
Sadar ataupun tak sadar
            Semakin gelisah
Kasat mata maupun tak kasat mata
            Aku semakin mengerti
Aku masih menikmati

Membayangkan-Mu dalam keabadian
Aku terbang dalam khayalan
Merangkai kata demi kata
Mendalami rahasia-Mu

Dalam kedamaian-Mu aku terhanyut
Menemukan makna yang tersembunyi
Dalam lautan pikiran yang terbentang
Kugapai pemahaman yang hakiki

Namun, aku tetap merasakan gelisah
Menikmati saat-saat ini dengan keraguan
Semesta berputar, tak henti bergerak
Gelora dalam diri tak terpadamkan

Baik atau buruk, aku terus meraba
Tersadar akan keberadaan-Mu yang tak tergambarkan
Kasat mata atau tersembunyi di balik tirai
Aku semakin mendekati kesadaran yang mendalam

Aku masih menikmati perjalanan ini
Melangkah dalam arus yang menggetarkan
Dalam setiap langkah, dalam setiap hela nafas
Aku semakin mengerti arti sejati hidup

Jumat, 17 Januari 2020

Menyelami Makna Lagu 'Ujung Aspal Pondok Gede': Kisah Keluhuran dan Tantangan Petani

Menyelami Makna Lagu 'Ujung Aspal Pondok Gede': Kisah Keluhuran dan Tantangan Petani

Setelah makan siang dan dalam perjalanan pulang ke kost, saya melihat pemandangan menarik di sekitar area petani yang sedang panen hasil kebun mereka. Salah satu pemandangan tertentu membuat saya teringat dengan lagu dari seorang musisi legendaris. Sepertinya pemandangan itu memiliki kesan yang menggambarkan isi lagu tersebut. Di antara bangunan-bangunan di sekitar area tersebut, terdapat satu bangunan yang terlihat mewah dan menarik perhatian. Bangunan itu berdiri tegak di tengah-tengah lingkungan sawah yang masih aktif. Seakan-akan dengan perlahan-lahan, area sawah semakin terjepit dan terbatas oleh keramaian yang dihadirkan oleh bangunan megah tersebut. Saya tidak bermaksud untuk mengkritisi kondisi tersebut, tetapi pemandangan itu benar-benar menggambarkan lagu dari Iwan Fals yang berjudul "Ujung Aspal Pondok Gede."

Tampaknya, pemandangan tersebut mengandung makna yang mendalam. Saya merenungkan bagaimana perubahan dan perkembangan di sekitar lingkungan dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari para petani. Mereka harus berjuang menghadapi perubahan tersebut sambil menjaga keberlangsungan pertanian mereka. Dalam lagu Iwan Fals, terdapat nuansa kehidupan yang sulit dan berjuang melawan tantangan yang datang. Melihat pemandangan ini, saya merasa terhubung dengan pengalaman hidup yang diungkapkan dalam lagu tersebut.

Saat melihat bangunan megah tersebut, saya merasa terkesima dengan kontrasnya dengan lingkungan sekitarnya. Meskipun begitu, saya juga menyadari bahwa perkembangan dan modernisasi adalah bagian dari kemajuan yang tak terhindarkan. Namun, saya berharap agar kesenjangan antara kemajuan dan keberlanjutan lingkungan dapat diseimbangkan dengan bijak. Melalui pemandangan ini, saya diingatkan untuk selalu mempertimbangkan dampak dari perubahan yang kita hadapi dan menghormati lingkungan serta kehidupan para petani yang berjuang di tengah-tengahnya.

Pemandangan tersebut menghadirkan kesan yang kuat, dan saya merasa beruntung bisa merasakan kekuatan lagu yang membangkitkan banyak emosi dan pikiran. Lagu Iwan Fals "Ujung Aspal Pondok Gede" memberikan gambaran yang menggugah tentang perjalanan hidup dan perubahan di sekitar kita. Saya berharap pemandangan ini akan terus mengingatkan kita untuk tetap peka terhadap perubahan yang terjadi di sekitar kita dan mempertahankan nilai-nilai keberlanjutan dalam setiap langkah yang kita ambil.

Rabu, 15 Januari 2020

Mendalami Makna Refleksi Diri dan Bagaimana Menerapkannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Mendalami Makna Refleksi Diri dan Bagaimana Menerapkannya dalam Kehidupan Sehari-hari

gambar edit meme motivasi aktifitas refleksi diri hidayah
Kita manusia, nih, gak bisa ngebiasain hidup sendiri, bro. Udah dari kecil kita diajarin, kita makhluk sosial yang perlu sosialisasi. Gak bisa dipungkiri, sih, sehari-hari pasti ada aja kegiatan yang butuh bantuan orang lain atau benda-benda lain gitu, kan? Misalnya, cerita. Cerita aja butuh minimal satu orang selain kita, bro. Kalo cerita ke diri sendiri, pasti ada suara dalam diri yang nyinyir dan bilang, "Nah loh, ngapain sih lu? Gila aja!" Contoh lain, nih, kalo kita pengen liat muka kita sendiri, kita masih perlu bantuan cermin. Gak cuma gitu, bro, kalo mau jadi lebih baik lagi, kita harus saling berbagi cerita sama orang lain, dong. Kalo mau kepoin cerita inspiratif lain buat jadi diri yang lebih oke, bisa cek disini sih. Tapi, jangan lupa, filter dulu antara kritik yang membangun sama nyinyiran semata, ya.

Gak semua sharing cerita sama orang lain bakal bawa pengaruh positif, sih. Penting banget buat kita bisa nge-filter mana kritik yang bikin kita makin berkembang dan mana yang cuma nyinyir doang. Nah, kalo kita mau jadi pribadi yang lebih kece, kita bisa intip-intip cerita inspiratif orang lain. Dari situ, kita bisa dapetin inspirasi, pola pikir baru, dan keterampilan yang bisa bantu kita tumbuh dan maju, bro.

Buat yang lagi nyari cerita-cerita inspiratif dan pengalaman sukses buat jadi orang yang lebih keren, banyak sumber yang bisa kita eksplor. Kepoin cerita-cerita inspiratif dan kisah sukses di sini bisa jadi langkah awal buat dapetin motivasi dan ide-ide baru yang bisa kita terapin dalam kehidupan sehari-hari, bro.

Tapi, tetep, ya, jangan lupa tetep seimbang dalam nerima masukan dari orang lain, bro. Kritik yang membangun itu kayak bensin buat kita berkembang dan perbaiki diri, tapi nyinyiran doang cuma bikin kita lemes sama energi negatif. Jadi, selektif, bro, dalam nerima masukan, biar kita dapetin yang paling oke dari interaksi sosial dan bantu kita jadi pribadi yang makin jos.