Jalan apa yang kau tempuh???
Apa ya maksudnya kira - kira???
Pakai orang dalam enggak nih???
Seperti biasa sobat caper (cerita perjalan), tidak lain dan tidak bukan disini kita mencoba memperbaiki diri kita agar lebih baik lagi dengan diskusi dan belajar bersama melalui pengalaman bersama.
Di perjalanan hidup kita, dari lahir hingga akhir, kita dihadapkan pada berbagai masalah dan kesempatan yang membutuhkan kita untuk memilih di antara berbagai pilihan. Namun, hanya satu yang dapat kita ambil. Setiap pilihan memiliki konsekuensi yang kompleks, di mana setiap jalan yang kita pilih dapat membawa kita kembali ke persimpangan, memaksa kita untuk memilih lagi. Setiap jalan yang kita ambil membawa kemungkinan yang berbeda untuk mencapai tujuan akhir, mungkin mendekatinya atau menjauhinya, dengan kejutan yang sudah disiapkan oleh Tuhan.
Saat masih sekolah, rutinitas yang monoton menghadapkan kita pada ketaatan terhadap perintah Tuhan, orang tua, dan guru. Waktu luang yang terbatas digunakan untuk menemukan jati diri. Setiap pilihan yang kita ambil memiliki dampak besar terhadap keinginan kita setelah lulus. Berjalan dalam koridor yang ditentukan oleh tiga poin di atas (Tuhan, orang tua, dan guru) akan semakin mengumpulkan faktor-faktor yang membantu kita mencapai tujuan akhir. Di sisi lain, proses penemuan jati diri kita akan semakin membentuk karakter kita. Namun, semakin kita keluar dari jalur yang ditentukan, semakin berkurang faktor-faktor yang mewujudkan impian kita. Selain itu, faktor eksternal seperti lingkungan pertemanan juga memainkan peran penting. Secara tidak langsung, lingkungan pertemanan dapat mempengaruhi perjalanan kita. Oleh karena itu, mari bergabung dan berbagi pengalaman mengenai pertemanan disini, tempat di mana kita dapat saling mendukung dan memperkaya pengalaman satu sama lain.
Hello, gak semua kayak gitu!!!
Ada juga yang b aja tapi sukses, bahkan jarang naek kelas atau putus sekolah juga bisa sukses tuh???
Santai sob, ini kita masih dalam tahap sekolah, belum juga kita lanjut ke bagian selanjutnya...
Saat kita sekolah, background keluarga kita juga ternyata juga memberikan dampak yang cukup signifikan sob. Sebuah kata yang cukup mempresentasikan hal tersebut saat ini adalah privilege. Berasa banget saat kita dulu sekolah, yang kebetulan adalah termasuk sekolah favorit pada jamannya. Background keluarga kita yang cukup sederhana, berkumpul dengan siswa siswi yang berada itu cukup memberikan jarak. Seseorang bisa atau tidak, penentuannya bukan berada pada ekonomi yang kuat atau lemah itu benar, toh kita berada satu sekolah yang sama kelas yang sama. Saat proses dalam sekolah itulah yang terlihat. Masalah outfit itu sudah jelas ya, tidak kita bahas pun sobat caper sudah paham. Dukungan yang bisa diberikan oleh keberadaan, ternyata sangat berpengaruh. Saat masih dirumah, dapat belajar dengan nyaman dengan buku – buku baru atau bahkan literasi yang lain dari buku yang berbeda. Akses internet yang juga mendukung dalam hal belajar, memperkaya literasi. Karena dulu akses internet tidak semudah seperti sekarang ya sob.
Tidur nyaman hanya terbebani masalah sekolah. Esok hari berangkat sekolah dengan kondisi yang sangat siap. Pulang sekolah berlanjut dengan kegiatan bimbingan belajar. Entah itu mapel yang ada di sekolah atau kursus bahasa inggis atau bahkan kelas musik sendiri. Hari Minggu bisa liburan melepaskan penat dari sekolah full day Senin sampai Sabtu. Dari sini sudah terlihat jelas perbedaan yang ada, disaat kita hanya menggunakan buku – buku bekas seadanya. Dipaksa mengikuti standart yang sama pada sekolah yang sama. Tidak lupa terucap rasa syukur yang mendalam saat kita bisa melewatinya.
Setelah lulus sekolah, ada yang lanjut sekolah lagi ke perguruan tinggi atau kerja atau mungkin yang lain. Biasanya memang background keluarga masing-masing secara tidak langsung mempengaruhi kelanjutannya setelah lulus sekolah. Biasanya ada yang melanjutkan bangku perkuliahan sesuai dengan bisnis orang tua, agar kelak bisa meneruskan bisnis tersebut. Ada juga yang melanjutkan profesi orang tua, ketika dipandang memang menjanjikan untuk masa depan. Beberapa mungkin melanjutkan obsesi orang tua untuk menjadi ASN kah, atau dokter, atau apapun itu yang dirasa cerah untuk masa depan. Meskipun ada yang ingin menjalani keinginannya sendiri, yang cukup berbeda dengan backgroun keluarga. Tidak jarang yang malah kurang bisa memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh keluarga dan menjadi bukan siapa – siapa. Bukan dijadikan booster, yang terjadi adalah untuk kesenangan sementara mumpung saat kuliah jauh dari orang tua atau lebih bebas dari biasanya. InsyaAllah sobat caper dijauhkan dari hal – hal yang tidak bermanfaat tersebut.
Seperti pada tulisan sebelumnya yang menyebutkan proses pencarian jati diri juga mendukung kelanjutannya seperti apa. Semakin berkarakter seseorang maka background keluarga tidak mampu menghalangi impiannya. Kadang kala obsesi seseorang untuk membuat kehidupannya maupun kehidupan orang tuanya lebih baik, menjadi sebuah kekuatan yang cukup besar menerjang berbagai rintangan kehidupan yang ada. Tidak jarang juga yang menganggap memang sudah garis takdir dan tidak cukup berusaha mengubah keaadaan yang ada sesuai harapan. Berakhir langsung kerja seadanya, atau kuliah seadanya, kurang menyerap ilmu di bangku kuliah yang berakhir juga dengan kerja seadanya. Kerja seadanya yang dimaksud adalah pekerjaan yang tidak sesuai harapan ya sob. Bukan berarti kita merendahkan suatu pekerjaan, karena pada akhirnya kita harus bersyukur apapun pekerjaan (selama halal), karena perjaan itu yang menghidupi kita. Selama kita bekerja dengan ikhlas, cerdas, dan bersyukur atas nikmat yang ada insyaAllah kenikmatan akan lebih ditambah.
Sampai akhirnya bisa bekerja sesuai keinginan, hingga berkeluarga dan akhirnya ajal menjemput. Mungkin sedikitnya ini bisa menjawab pertanyaan yang ada diatas.
Wait bro, kayaknya ada yang kurang???
Emang udah mewakili dengan jalan apa yang kau tempuh???
Memang sih, tulisan barusan adalah suatu perjalanan menuju keinginan yang diinginkan atau mungkin kesuksesan yang kita pilih dalam setiap kesempatan dari sudut pandang yang baik - baik saja. Coba kita telusuri lebih dalam lagi lebih ke pribadi kita. Kita semua pasti pernah dengar dengan kata - kata fake people, toxic people, bermuka dua, penjilat dan lain - lain.
Nah, disini kita bahas dalam mendapatkan kesempatan yang ada dengan jalan apa yang kau tempuh???
Apakah dengan seperangkat kata - kata diatas???
Kita semua pasti tidak ingin mendapatkan sesuatu dengan seperangkat kata tersebut. Bahkan saat dalam keadaan terpaksa menggunakannya, kita pasti tidak akan pernah ingin orang lain tau bahkan kita akan menceritakan dengan cerita sedrama mungkin disertai perjuangan yang mendalam. Dalam hati kecil kita padahal sudah bersuara bahwa "Hei, kita kayaknya gak harus gini deh, kayaknya bisa dengan cara yang lain lagi...". Kita gak harus bermuka dua deh biar semua suka sama kita. Kita juga gak harus deh menjatuhkan orang lain agar kita semakin memanjat ke atas. Kita juga gak harus bunuh orang dari belakang biar kita bisa gantikan posisi dia. Atau mungkin juga kita gak harus jadi penjilat agar bisa cepat dapat akses menuju keinginan kita.
Masa sih keinginan kita semua hanya bisa terwujud jika melakukan hal - hal diatas??? Memang sih semua kembali lagi pilihan. Tapi apa iya jika kesempatannya didapat dari jalan seperti itu, akan bisa membuat bangga?? Kita pikir - pikir lagi kayaknya gak mungkin deh kita bisa membanggakan dengan hal - hal tersebut.
Untuk yang sudah memiliki privilege, biasanya langsung mendaftar melalui link yang ada. Bisa lebih fokus dengan apa yang akan dihadapi. Tapi bukan berarti melalui jalur dalam yang test hanya sebuah formalitas ya sob. Gunakan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk test, dengan link yang ada, atau mungkin sudah ada kisi – kisi sebelumnya. Jangan sampai kita menghalangi rejeki orang yang sudah berusaha keras dan menguasai bidang tersebut, gagal karena orang ber- privilege dengan power orang dalam. Karena orang – orang ber-previlege ini biasanya sudah banyak fasilitas seperti yang kita bahas sebelumnya.
Jadi jalan apa yang kau tempuh nih bro? Kayaknya masih banyak jalan yang baik yang bisa kita tempuh dengan hati yang bangga. Seperti kata mutiara Jawa "Ngluruk Tanpo Bolo; Menang Tanpo Ngasorake; Sekti Tanpo Aji-Aji; Sugih Tanpo Bondho", yang artinya "Berjuang tanpa perlu membawa massa atau berani bersuara seorang diri kalau itu sebuah kebenaran; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan atau mungkin juga bisa kaya dalam arti lain". Dari kata - kata tersebut bisa kita lihat bersama Monata. Wkwkwkw udah kayak mau lihat dangdut aja. Maksudnya gini bro, secara gak langsung kita bener - bener sekuat itu kah kalau hanya membawa diri kita sendiri. Semoga dari tulisan yang ada dari awal hingga akhir bisa bermanfaat. Hingga saat kita menempuh jalan kita masing - masing, bisa dengan mudah kita ceritakan yang sesungguhnya kita bangga melewati jalan yang ini jalan itu tanpa menggunakan seperangkat kata - kata tersebut. Oh iya, hampir lupa, jangan sampai kita termasuk orang - orang yang menghalalkan segala cara untuk menempuh jalan sampai tujuan.
Jadi, jalan apa yang kau tempuh sobat caper???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar