Baby blues itu nyata adanya, ngga bohong dan ngga cuma mitos. Semoga setelah membaca artikel ini para calon ibuk bisa terhindar dari hal ini (baby blues).
Dari beberapa referensi yang aku baca baby blues adalah gangguan psikis yang terjadi sesaat setelah melahirkan yang menjadikan seorang ibuk merasa resah, lelah, sangat mudah tersinggung, tidak sabar, cemas dan kesepian. Biasanya akan hilang sendiri setelah 2-3 Minggu jika kita mampu mengatasi. Tapi bahayanya, akan naik level jadi postpartum depresi kalo ngga salah (pokonya depresi pasca melahirkan intinya) kalo kita ngga tau cara mengatasinya. Banyak sekali penyebabnya antara lain pengaruh hormon yang menurun, perubahan bentuk tubuh, payudara yang sakit dan bengkak, adaptasi yang terlalu dipaksakan dan terlalu lelah mengurus bayi yang baru lahir. Dimana biasanya kita hanya mengurus diri sendiri dan suami, sekarang bertambah satu lagi mahluk kecil yang menyita 24 jam waktu yang kita punya 24/7 tepatnya.Dan ini ngga berjeda ya,ngga ada liburnya.
`
Aku pribadi ngga merasa mengalami baby blues tapi beberapa gejala aku pernah mengalaminya (entah bener ato salah, boleh coret - coret di kolom komentar biar bisa diskusi lebih lanjut). Karena episodenya timbul hanya 2 kali dan itu tidak menjadikan aku membenci anakku, jadi kusimpulkan aku tidak mengidap baby blues, hehe (padahal bisa jadi ini udah termasuk baby blues, atau mungkin juga bisa masuk ke gejala baby blues).
Jadi ceritanya ini di malam ketiga setelah lahiran di tengah malem si bayi ini nangis ngga kaya biasanya kayanya laper dan kurasa ASIku kurang. Aku ngga bisa menenangkan si bayi, yang ada malah ikutan nangis, merasa bersalah, ibu macam apa ngga bisa mencukupi kebutuhan ASI bayinya. Untungnya suami yang pada saat itu ikutan begadang ngga ikutan panik, dia justru menenangkan. Yang dia bilang "ASImu ngga kurang, bayi 3 hari lambungnya kecil sekali, tentu kamu mampu mencukupi, mungkin dia hanya gerah." Aku berhasil tenang, dan besoknya kita ke bidan untuk periksa, imunisasi dan konsultasi mengenai laktasi. Disana aku konsultasikan produksi ASIku pada bidan dan ngga lupa aku banyak tanya tentang kebutuhan ASI untuk bayi sesuai usianya. Setelah ngobrol-ngobrol, dilakukan injeksi oleh bidan katanya semacam hormon untuk melancarkan produksi ASI. Setelah beberapa menit dilakukan njeksi aku merasa Pdku (maaf payudara) seperti terisi dan keras ngga seperti sebelumnya. Terus setelah itu ibu bidan juga ngajarin cara pijat laktasi ke suami. Fungsinya agar si ibu relax dan produksi ASI meningkat. Dan masalah kelar, ternyata aku cuma butuh relax dan minum ASI booster. Produksi ASI juga jauh meningkat dibanding hari sebelumnya. Booster yang aku minum adalah Moloco B12 dan Lactamam.
Episode yang kedua terjadi pada malam keenam ato ketujuh setelah lahiran aku lupa. Biasanya aku bangun untuk menyusui 1,5 jam sekali, tapi malem itu ini bayi belum sejam udah minta nenen lagi, nyaris ngga tidur aku. Kira-kira jam 1 si bayi nangis ngga brenti-brenti, dinenenin ngga mau, digendong juga ngga brenti nangisnya. Bapaknya kemana? Bapaknya lagi bubuk manjah sambil ngorok dong. Tau ngga apa yang terbersit dalam benakku saat itu? "Apa aku bekep aja ini anak pake bantal ya? Biar berhenti nangis, dan bapaknya sadar anaknya udah ngga nangis lagi?" Kutaruh lah dia di tempat tidur, kupandangi wajahnya. "PLAKK" kutampar pipiku sekuat tenaga sambil ngomong sendiri "gila ya kamu mau bunuh anakmu!!!" Setelah itu kubawa keluar bayiku, dan kutitipin ibuk (karena abis lahiran aku tinggal di rumah orang tua). Terus setelah kutitipin, aku mandi, wudhu dan lanjut sholat subuh. Setelah mandi pikiran - pikiran jelek itu ilang semua. Ternyata mitos ngga selamanya salah, kata orang-orang habis lahiran harus sering mandi dan keramas biar ngga gila. Bener juga logikanya abis mandi yang kita rasain kan seger, relax jadi bisa mikir dengan kepala dingin. Ngapain bekep anak coba? Bekep bapaknya tuh, biar bangun dan bantuin gendong wkwkwkwk (canda ah).
"Sayang, aku dengar lho....", Suamiku jawab
"Aduh, sinetron banget nih suara batin ampe ke telinga pemirsa", Aku mbatin lagi dong, untungnya suamiku udah gak jawab lagi, hehe...
Dari cerita di atas aku jadi menyimpulkan peran Bapak setelah melahirkan penting buanget nget nget. Karena peran ibuk ngga tergantikan untuk hamil, melahirkan dan menyusui, Bapak harus hadir memberikan dukungan, menciptakan suasana yang nyaman di rumah. Dukungan Bapak ini akan berpengaruh besar pada proses menyusui. Minimal menghindarkan kita para Ibuk dari baby blues. Karena Baby Blues Itu Nyata Adanya.
Karena merasa udah cukup mengganggu pikiran, aku coba sharing sama temen yang udah melahirkan duluan. Dari situ aku tau aku ngga sendiri, meskipun sebelum - sebelumnya juga sering baca - baca dan cari referensi tentang baby blues, hanya saja untuk yang aku tau sendiri belum pernah. Ternyata salah satu teman juga mengalami. Dia nyaris banting anaknya yang nangis ke lantai, tapi dia urungkan niatnya. Ngeri kan buk? Dari sini semakin yakin kalau Baby Blues Itu Nyata Adanya. Setelah ngobrol lebih lanjut coba tanya - tanya lagi, saat kejadian seperti itu suaminya kemana pada saat itu, suaminya telat pulang dong dan ngga ngasih kabar.
"Hello para suami, jangan suka tinggalin kita saat - saat kritis seperti ini ya!!"
Dari beberapa kondisi di atas bisa dilihat ya, peran Bapak itu besar sekali pengaruhnya. Dukungan dan semangat yang dia kasih itu bisa jadi mood booster buat si ibuk, dan ibuk pun merasa tidak sendiri, merasa dicintai. Begitu juga sebaliknya, saat si Bapak tidak hadir dan si Bapak tidak peduli bisa - bisa itu jadi pemicu ibuk punya pikiran-pikiran negatif yang baik secara langsung atau pun ngga akan berpengaruh pada anak. Ngga heran ada banyak ibuk-ibuk yang tega melukai anaknya, bisa jadi salah satu penyebabnya ya baby blues yang tidak tertangani dan dipicu sikap Bapak yang cuek, ngga peduli sama lelah istrinya.
Jadi kalo setelah lahiran kalian merasa cemas, khawatir ato lelah berlebihan ngga ada salahnya minta bantuan sama Bapak (suami) ato orang terdekat. Kalau pikiran-pikiran negatif ngga juga hilang jangan malu untuk menyampaikan karena itu normal, sebagian besar ibuk baru mengalami. Kalo keluarga ngga menemukan jalan keluar ngga ada salahnya ke psikater biar ngga berlanjut menjadi depresi pasca melahirkan.
Tetap semangat ya buk, jangan sampai terjadi baby blues pada kalian ya, sering - sering baca referensi dan kenali gejala-gejalanya ya. Karena Baby Blues Itu Nyata Adanya. Mempunyai buah hati adalah impian semua pasangan yang sudah menikah, jadi jangan sampai ternodai oleh hal - hal seperti ini (baby blues).