Cerita Dari Tanggal Muda Sampai Tua. Menceritakan berbagai hal, mulai dari pengalaman sampai cari cuan. Bisa sharing pengalaman melalui berbagai cerita yang ada. Boleh juga e-mail cerita ke admin untuk di publish.

Kamis, 18 Agustus 2022

Dunia Memang Tempatnya Lelah : Temukan Kehidupan yang Lebih Bermakna

| Kamis, 18 Agustus 2022

Saat kita merasa gundah gulana dan apa sebetulnya yang kita kejar, adalah kondisi kita sedang mulai kehilangan arah sepertinya. Saat semua sudah kita usahakan secara maksimal dan tidak ada yang ada di pihak kita, langsung terbersit untuk apa kita berjuang. Segala macam perasaan mulai peraduk – aduk secara merata sampai titik tertentu yang berakhir pada rasa capek, lelah, atau mulai gak peduli mungkin. Semoga sobat caper tidak sampai timbul perasaan gak peduli. Ketika kita sudah tidak peduli, maka kita akan semakin jauh tenggelam dalam lautan luka dalam.

Sobat caper (Cerita Perjalanan) pasti pernah merasakan capek atau lelah. Entah itu lelah dalam pikiran, fisik, atau yang lainnya. Tidak dipungkiri sebagai manusia biasa pasti pernah mengalami. Apalagi saat kita lelah di semua aspek, mulai dari pikiran, fisik, dan hati. Entah itu yang dialami adalah masalah yang bertubi-tubi, pekerjaan yang monoton, tekanan dari keluarga atau pekerjaan, dan lain - lain. Seorang yang bekerja banyak menggunakan fisik, menganggap enak orang yang bekerja menggunakan pikiran. Tidak akan terlalu lelah, dan ada kompensasi dari lelahnya berpikir. Begitu juga dengan orang yang bekerja banyak menggunakan pikiran, menganggap enak orang yang bekerja menggunakan fisik. Akan bisa tidur cepat dengan lelah tubuhnya, tidak akan susah tidur dengan banyaknya pikiran dalam pekerjaan. 
 
Lantas sesungguhnya apa yang sobat caper perjuangkan sampai lelah seperti itu. Sangat disayangkan jika yang kita kejar adalah dunia semata pasti hanya lelah yang didapat. Semua hanya tentang nominal atau price tag yang ada di kepala kita. Lantas saat sudah tercapai nominal yang diinginkan mau apalagi? Inginkan nominal yang lebih besar lagi?

Tahun 2020 Indonesia mendapatkan kabar duka, dimana salah satu public figur / penyanyi langgam jawa wafat.  Banyak juga cerita yang pernah kita dengar orang - orang yang tiba-tiba meninggal. Sore kita masih ngobrol malam dia meninggal, malam ngeronda bareng pagi udah meninggal.
Kaget kan? Kok bisa? Masih muda lo? Sehat lo dia? Kemaren masih ketemu lo? Kok tiba-tiba meninggal? Iya, beliau meninggal serangan jantung. Ngana bisa apa?
Meninggal pun saat masa jaya – jayanya. Saat materi dan kejayaan sudah digenggaman tangan. 
Ya begitu, umur, ngga ada yang tau. Muda, tampan, kaya raya bukan jaminan. Mau sebanyak harta yang kita punya ngga bisa tuh buat beli bocoran jawaban sampai kapan waktu kita habis di dunia. Mau muda, tua, kaya, miskin, istrinya cantik ato jelek kita sama-sama ngga tau sampai kapan waktu kita tiba. 

Lantas kita lelah dalam mengejar dunia dapat apa? Saat mendadak seketika meninggal, kita tidak ada persiapan. Kalo orang tua dulu bilang, hidup di dunia ini kita cuma numpang minum. Kalau diperhatikan lagi dari numpang minum, ada dua opsi, yang pertama adalah kita dalam posisi perjalanan, yang kedua sangat singkat semua tipu daya dunia ini. Yang namanya dalam suatu perjalanan kita pasti berada dalam kondisi yang lelah, sesekali kita istirahat minum atau makan. Pastinya banyak cerita ssat perjalanan, karena banyak kejadian disekitar kita yang kita sadar atau tidak dan bisa jadi kita termasuk pelaku kejadian tersebut atau tidak.

Yang pertama sebetulnya ini bisa jadi peringatan buat kita sob. Saat kita tahu dunia ini bukan tujuan akhir, kira – kira sudah diperbaiki belum ya? yang tujuan awal hanya dunia. Masih ada kehidupan yang abadi setelah di dunia. Kita mentok - mentokin capek dan lelahnya mengejar dunia, tiba - tiba meninggal lupa kalau kita bawa bekal dalam perjalanan. Namanya juga numpang minum sob, yang jelas kita sementara waktu mempersiapkan tubuh kita agar segar kembali sebelum melanjutkan perjalanan. 

Kedua kita posisi minum sama halnya kita membekali kita agar mampu dan kuat menjalani sebuah perjalanan tersebut. Kira bekal yang kita bawa udah cukup enggak nih. Bekal yang kita bawa untuk perjalanan panjang apa, saat kita kehabisan bekal ada yang mau ngirim kita bekal enggak kira - kira, pasangan kita atau anak kita harusnya mau ngirim kita bekal. Kenapa aku sebutin pasangan dan anak? Karena dia orang terdekat kita, yang pertama kali kita lihat pas bangun dan terakhir kita lihat menjelang tidur. Sudahkah kita melakukan kewajiban dan memenuhi haknya? Jangan-jangan semalem masih ada yang ngambek karena suami lupa bawain titipan martabak manis? Atau masih saling diem – dieman karena masalah Minggu lalu? Gimana kalo kita meninggal dalam kondisi begini? Belum saling bermaafan? Apa penyesalan berguna? Tentu tidak! Ngeri ya? Jangan sampe Gusti. Nauzubillah min dzalik. 

Nah biar hal-hal yang kaya begitu ngga terjadi kurang-kurangin tuh gengsinya. Ngga usah maku ngalah dan minta maaf duluan. Saling memaafkan dan berterima kasih sama pasangan setiap mau tidur itu ngga ada salahnya dilakukan. "Mas makasih banyak ya atas semua yang mas lakukan untuk keluarga kita. Sama sekalian minta maaf tadi kembalian uang rokokmu tak beliin lipstik mumpung lagi diskon di Indomaret." "Nggapapa sayang, aku juga mau minta maaf, kotak Tupperwaremu tempat pisang goreng kemaren ilang di kantor." Woooh, ngajak gelud ini mah. Kalo urusan Tupperware mending ngga usah ngaku deh (canda ah).
Pokoknya yang penting jangan lupa saling memaafkan pasangan, ucapkan terimakasih dan saling membahagiakan bagaimana pun caranya. Sapa tau besok pagi udah ngga bisa ketemu lagi ye kan?

Jika sobat caper belum punya keluarga sendiri, yang jelas pada orang tua. Jangan ada penyesalan pada orang tua. Selesaikan permasalahan dengan orang tua secara perlahan. Seperti apapun pencapaian kita di dunia tidak akan berarti jika tidak dapat berbagi dengan orang. Pencapaian kita jangan – jangan adalah hasil doa orang tua. Karena ridho ﷲ adalah ridho orang tua, begitu juga sebaliknya. Bahkan seburuk apapun orang tua kita, beliau tetap adalah orang tua kita.

Hanya masalah waktu saja agar bisa mendapatkan semua jawaban kehidupan. Kalau bukan keluarga kita yang bisa dengan ikhlas mendoakan kita untuk bekal perjalanan kita nanti, lalu kita berharap kesiapa lagi sobat caper. Dunia memang tempatnya capek kawan, tapi memang untuk tujuan kehidupan setelah di dunia. Jangan sampai terlalu lelah untuk hal - hal sifatnya sementara, buat lelahmu untuk di keabadian kelak.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar