Nah ini sebagian besar ibu baru pasti mengalami ya mom and baby shaming. Biasanya justru orang dekat yang melakukan. Dan ironisnya, si pelaku ini ya buibu juga. Harusnya mereka tau ya, dibegitukan itu bikin sakit dan ngga enak hati. Toh mereka juga pernah mengalami, pernah lahiran juga. Mom and baby shaming ini bisa berdampak negatif baik secara langsung maupun ngga bagi si ibu maupun keluarganya. Contoh ni, "lahiran Caesar ato normal?" dijawab Caesar bilangnya "ih, ko Caesar, takut sakit ya? Pinggulnya sempit ih." giliran dijawab normal jaitan banyak "ko jaitannya banyak bener, ngga pinter ih ngedennya, pasti pantatnya ngangkat pas ngeden dan bla bla bla bla." Ya udah lah ya bambank, mau Caesar ato normal, memangnya ngana ikut bayarin, ngga kan?
Kalo mom shaming ini masih level medium lah, yang level hard tuh baby shaming. Anak baru juga keluar dibilang "ih, ko item? Ko kepalanya peyang? Idung nya ko pesek? Nggapapa lah nanti diperbaiki di Korea."
Hellaw bu, sejatinya yang harus diperbaiki itu hati dan mulut ngana, julid bener. *astaghfirullahaladzim
Saat masih jadi calon ibu, biasanya angan-angan dan ekspektasi memang tinggi, pengennya punya anak cowok, ganteng, putih, tinggi seperti Nabi Yusuf AS dan kalo bisa kaya seperti Nabi Sulaiman AS (doa semua ibu pasti seperti ini). Tapi pada saat benar-benar jadi ibu, yang membahagiakan adalah lihat anak sehat, fisiknya sempurna, pertumbuhannya baik, jadi anak SHOLEH, itu sudah cukup, udah sangat Alhamdulillah banget kita sebagai orang tua, yang pasti lebih membahagiakan. Mau kulitnya hitam atau putih, hidungnya mancung atau pesek itu ngga jadi soal, sudah rejeki dari Allah SWT.
Untuk menghindari stres dan baby blues, kita musti menghindari kalimat-kalimat nyinyir kaya begitu. Untuk cerita mengenai baby blues silahkan klik disini. Tapi kalo udah terlanjur berhadapan dengan pelaku mom and baby shaming cara menghadapinya sebenernya gampang kok, yang pertama legowo mencoba ikhlas untuk menerima segala bentuk nyinyiran, iyain aja biar yang nyinyir seneng. Karena memang ada beberapa orang yang merasa tinggi karena memandang rendah orang lain, ada, banyak. Trus kalo ngga sanggup legowo tanggepin aja dengan bercanda, kasih senyum. Trus kalo masih ngga sanggup juga ya jangan lama-lama menghabiskan waktu dengan toxic people macam mereka. Orang macam begitu jangan buat ngobrol lama-lama.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar